TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PM Australia Desak Ada Investigasi Mandiri Cek Asal Usul Virus Corona

Tiongkok mengancam akan lakukan balas dendam ekonomi

Perdana Menteri Australia Scott Morrison. (ANTARA FOTO/AAP Image/Mick Tsikas/via REUTERS)

Canberra, IDN Times - Pemerintah Australia kembali menegaskan perlunya investigasi mandiri untuk mengetahui dari mana virus corona berasal, meski telah mendapatkan protes dari Tiongkok. Perdana Menteri Scott Morrison tidak mundur dari sikapnya tersebut, seperti yang ditunjukkannya melalui konferensi pers pada Rabu (29/4).

Kedutaan Besar Tiongkok di Australia sendiri melabeli pernyataan Morrison sebagai sesuatu yang berlatar belakang politik. Bahkan, Tiongkok juga mengingatkan adanya serangan balik dari Beijing yang akan memengaruhi kerja sama ekonomi kedua negara, jika Morrison tetap dengan sikapnya.

Baca Juga: Ragukan Penanganan COVID-19 di RI, Hari Ini Australia Tarik Duta Besar

1. Morrison menilai investigasi independen adalah hal yang wajar

Ilustrasi (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Mengutip ABC News Australia, Morrison mengatakan, dunia perlu belajar dari pandemik COVID-19 ini sehingga investigasi mandiri diperlukan.

"Ini tampaknya wajar dan masuk akal bahwa dunia menginginkan adanya asesmen mandiri soal bagaimana ini semuanya terjadi, jadi kita bisa mempelajari pelajarannya dan mencegahnya timbul kembali," kata Morrison.

"Saya kira ini usulan yang cukup jelas dan masuk akal, sehingga saya percaya akan ada dukungan," tambah politikus Partai Liberal tersebut.

Australia sendiri melaporkan sebanyak 6.738 total kasus virus corona hingga hari ini. Sebanyak 88 orang dinyatakan meninggal dunia.

2. Tiongkok memprotes Australia karena usulan tersebut

Pantai Bondi yang kosong terlihat saat pantai ditutup untuk mencegah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Sydney, Australia, Rabu (1/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliot

Media-media Pemerintah Tiongkok pun menuding Morrison dan beberapa politikus Australia punya kepentingan politik terselubung, dengan mengusulkan investigasi mandiri. Misalnya, dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (28/4), Global Times mempublikasikan setidaknya tiga tulisan soal "serangan" kepada Tiongkok.

"Saat Tiongkok adalah mitra ekspor terbesar Australia, politikus-politikus seperti Perdana Menteri Scott Morrison, Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton, dan Menteri Luar Negeri Marise Payne, jelas memperlihatkan bahwa keuntungan politik personal mereka lebih penting dibandingkan kepentingan nasional negara mereka," tulis Global Times.

Menteri Perdagangan Simon Birmingham pun membenarkan pemerintahnya telah memanggil Duta Besar Tiongkok Jingye Cheng, karena "mengeluarkan ancaman soal balas dendam ekonomi" terhadap Australia setelah Morrison mengeluarkan pernyataan.

Dalam wawancara dengan Australian Financial Review, Jingye mengindikasikan masyarakat Tiongkok bisa saja memboikot produk-produk Australia atau memutuskan tak mengunjungi Negeri Kanguru, jika Canberra terus menggemakan usulan investigasi mandiri.

"Mungkin juga warga biasa akan berkata mengapa kami harus minum anggur Australia atau makan daging Australia?" kata Jingye.

Birmingham sendiri tidak mengungkap seperti apa respons Jingye usai mendapatkan panggilan. "Itu adalah pilihan Duta Besar untuk memberitahukannya kepada publik," kata dia kepada ABC News Australia.

Baca Juga: Sudah Sebulan Lebih, Paulo Dybala Tak Kunjung Sembuh dari COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya