TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Mau Dengarkan Rekaman Pembunuhan Khashoggi, Ini Alasan Trump

Tubuh Khashoggi diduga dipotong dan dimasukkan koper

ANTARA FOTO/REUTERS/Philippe Wojazer

Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui dia menolak mendengarkan rekaman audio pembunuhan Jamal Khashoggi. Wartawan asal Arab Saudi itu tewas pada 2 Oktober 2018 ketika berada di kantor konsulat negaranya sendiri di Istanbul. 

Misteri terkait siapa otak di balik pembunuhan itu dan apa alasannya masih menjadi perdebatan. Temuan Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, dan dilaporkan Washington Post membuat perdebatan kian mengkristal. 

1. Trump mengaku sudah mendapatkan informasi penuh tanpa harus mendengarkan rekaman itu

ANTARA FOTO/REUTERS/Philippe Wojazer

Dalam sebuah wawancara khusus dengan stasiun televisi Fox News, Trump menyebut pembunuhan terhadap Khashoggi sebagai sesuatu yang keji. Hanya saja, ia menolak ikut mendengarkan audio yang merekam detik-detik hilangnya nyawa wartawan berusia 59 tahun itu.

"Aku tak mau mendengarkan rekaman itu. Tak ada alasan bagiku untuk mendengarnya," kata Trump. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab, "Itu adalah rekaman penyiksaan. Itu adalah rekaman yang sangat buruk. Aku sudah diberi tahu secara penuh tentang isi rekaman tersebut."

Baca Juga: CIA Simpulkan Putra Mahkota Saudi Perintahkan Pembunuhan Khashoggi

2. CIA menyimpulkan Putra Mahkota Arab Saudi adalah dalang pembunuhan Khashoggi

ANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Sementara itu, Washington Post merilis temuan badan intelijen Amerika Serikat CIA terkait pembunuhan Khashoggi. Menurut CIA, Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) adalah orang yang memerintahkan eksekusi terhadap Khashoggi. CIA mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung kesimpulan tersebut.

Salah satu contohnya adalah rekaman telepon antara kakak MBS, Khalid bin Salman, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, dengan Khashoggi. Khalid dilaporkan berkata kepada Khashoggi bahwa ia seharusnya pergi ke kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen. Tidak jelas apakah Khalid tahu rencana pembunuhan Khashoggi, tapi ia menghubunginya atas perintah MBS.

Namun, Khalid membantah pernah berkomunikasi melalui telepon dengan Khashoggi. Dia juga mengaku tidak pernah meminta kolumnis Washington Post itu untuk pergi ke Turki.

Baca Juga: Putra Mahkota Saudi Berjanji Menghukum Pembunuh Jamal Khashoggi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya