TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiongkok Rayakan Hari Jadi ke-70, Xi Jinping Sampaikan Pesan Ambisius

Perayaan diikuti parade kekuatan militer Tiongkok

Prajurit melakukan march di Lapangan Tiananmen sebelum upacara peletakan karangan bunga memperingati 70 tahun pendirian Rakyat Republik Tiongkok di Beijing pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Beijing, IDN Times - Tiongkok rayakan hari jadi negara yang ke-70 pada Selasa (1/10). Perayaan hari jadi itu dipusatkan di ibu kota Beijing dengan pagelaran parade kekuatan militer. Xi Jinping, selaku Presiden Tiongkok sekaligus Ketua Partai Komunis, tak lupa memberikan pidato menggebu-gebu bahwa "tidak ada kekuatan yang bisa mengguncang fondasi bangsa yang besar ini".

Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong mengumumkan berdirinya negara Republik Rakyat Tiongkok. Ini terjadi usai pasukan komunis memenangkan perang sipil berdarah selama lebih dari dua dekade melawan Kuomintang. Kelompok yang kalah pun melarikan diri ke Pulau Formosa atau yang kini dikenal sebagai Taiwan.

Baca Juga: Aktivis Hong Kong Tanyakan Mengapa Tiongkok Jadi Anggota Dewan HAM PBB

1. Parade militer berlangsung di Lapangan Tiananmen

Prajurit melakukan march di Lapangan Tiananmen sebelum upacara peletakan karangan bunga memperingati 70 tahun pendirian Rakyat Republik Tiongkok di Beijing pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Parade militer sendiri sudah menjadi acara khas yang dilangsungkan setiap perayaan hari jadi. Kali ini, para petinggi pemerintah serta Partai Komunis berkumpul di salah satu titik yang menyajikan pemandangan Lapangan Tiananmen. Seperti dilaporkan The Guardian, mereka menyaksikan parade militer yang diikuti oleh sekiar 15.000 pasukan.

Pemerintah komunis juga memamerkan beragam persenjataan modern nan perkasa seperti drone hipersonik serta rudal balistik yang disebut mampu menjangkau sampai Amerika Serikat. Selain itu ada juga 160 pesawat militer serta helikopter dengan teknologi terkini yang turut dipertontonkan.

2. Xi menyampaikan pidato berisi pesan ambisius

Xi Jinping tiba di upacara peletakan karangan bunga di Monumen untuk Pahlawan Rakyat di Lapangan Tiananmen, memperingati 70 tahun pendirian Republik Rakyat Tiongkok pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Tak hanya memamerkan kemampuan militer, Tiongkok juga menekankan kemajuan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. "Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan rakyat Tiongkok dan bangsa Tiongkok untuk maju ke depan," kata Xi.

"Hari kemarin milik Tiongkok sudah tertulis di dalam sejarah, hari esok akan menjadi lebih baik. Seluruh partai kita akan berjuang untuk bersatu dan takkan lupa pada misi kita," tegasnya.

Xi, yang berusaha keras untuk menjadi pemimpin Tiongkok paling berpengaruh setelah Mao, lalu menaiki mobil dan melambaikan tangannya kepada pasukan militer serta warga sipil yang hadir. Tak lupa, potret Xi berukuran raksasa pun sengaja dipamerkan selama parade.

3. Perayaan hari jadi Tiongkok dibayangi protes Hong Kong

Poster yang menampilkan wajah Xi Jinping dalam nuansa penuh cemoohan menempel di salah satu titik di area Causeway Bay, Hong Kong, pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Menurut BBC, usai perayaan pada pagi hingga siang, sebuah makan malam meriah akan dilangsungkan pada malam hari. Di saat yang sama, muncul kekhawatiran mengenai situasi di Hong Kong. Menjelang perayaan saja para demonstran Hong Kong menolak untuk menghentikan unjuk rasa sementara.

Ini berbeda dengan kondisi pada peringatan serangan 9/11 pada 11 September lalu saat para demonstran memutuskan untuk melakukan jeda unjuk rasa demi menghormati para korban tewas. Berdasarkan laporan, ribuan demonstran sudah turun ke jalan untuk kembali berdemonstrasi.

4. Muncul spanduk solidaritas terhadap warga Tibet dan Uighur di Hong Kong

Warga Hong Kong pun dilaporkan berduka terhadap apa yang menimpa kelompok minoritas di Tiongkok. Sebuah spanduk muncul di Hong Kong yang isinya adalah pesan solidaritas terhadap warga Tibet dan Uighur yang menurut laporan Human Rights Watch menjadi kelompok yang sering jadi target pelanggaran HAM oleh pemerintah.

Aksi demonstrasi di Hong Kong yang bertepatan dengan perayaan hari jadi Tiongkok pun dipandang sebagai bentuk sikap memberontak. Mereka sempat menunjukkan lima jari ketika protes untuk merujuk kepada lima tuntutan yang sampai saat ini belum juga dipenuhi.

Baca Juga: Tolak Peringati Hari Jadi Tiongkok, Hong Kong Kembali Rusuh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya