TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Sipil Jadi Korban Gas Mematikan, Trump Salahkan Obama dan Assad

Anak-anak ikut jadi korban

Ammar Abdullah/Reuters

Dugaan adanya serangan gas beracun yang mematikan pada Selasa (4/4) di Suriah bagian utara merupakan yang terburuk setelah pemerintahan Assad menggunakan gas sarin pada 2013 lalu. Jumlah korban sendiri belum diketahui pasti.

The Guardian menyebut ada 60 korban tewas dan 100 orang dirawat di rumah sakit di provinsi Idlib. Sedangkan CNBC melaporkan telah ada 89 orang tewas, termasuk 25 anak-anak. Mereka yang selamat menyebut pesawat milik pemerintah sengaja menjatuhkan bom berisi gas beracun tersebut.

Ammar Abdullah/Reuters

Baca Juga: Tragis! Perempuan di Suriah Alami Krisis Pembalut

Pemerintahan Assad membantah menjadi pelakunya.

Ammar Abdullah/Reuters

Dikutip dari The New York Times, militer Suriah yang mendukung Assad menolak disebut sebagai dalang di balik serangan gas beracun yang mematikan itu. Mereka justru menuding para pemberontak yang bertanggungjawab.

Sedangkan juru bicara Kementerian Rusia, Igor Konashenkov, menduga pesawat perang Suriah memborbardir markas pemberontak yang berisi gas beracun sehingga warga di sekitarnya harus terkena dampaknya.

Meski begitu, reporter The New York Times menyebut bahwa hanya militer Suriah yang memiliki kemampuan dan motif untuk melakukan serangan udara semacam itu. Para korban selamat sendiri mengaku serangan itu tak terjadi sekali, tapi setidaknya dua kali di hari yang sama.

Trump menyalahkan Assad dan Obama atas tragedi tersebut, tapi belum memutuskan langkah berikutnya.

Ammar Abdullah/Reuters

Mendengar tentang kabar itu, Trump kemudian memberikan pernyataannya. Secara umum ia mengutuk serangan yang diduga menggunakan gas beracun tersebut dan ia juga menyalahkan Assad atas peristiwa tersebut.

Dikutip dari Reuters, Trump menyatakan aksi itu "pantas dikecam dan tak boleh diacuhkan oleh dunia yang beradab". Ia kemudian berkata bahwa itu bisa terjadi karena kesalahan pemerintahan Obama. Aksi-aksi kejam yang dilakukan rezim Bashar al-Assad, kata dia, adalah sebuah konsekuensi dari kelemahan dan tak adanya resolusi dari pemerintahan sebelumnya.

Ferhat Dervisoglu/Dogan News Agency via Reuters

Trump menyalahkan Obama yang pernah melarang penggunaan senjata kimia, namun tak melakukan apapun. Meski begitu, Trump sendiri belum menyampaikan apa langkah yang akan diambilnya. Sebelumnya, Menlu AS Rex Tillerson dan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley menyatakan fokus AS saat ini bukan menjatuhkan Assad, tapi menghentikan para militan ISIS.

Baca Juga: Presiden Suriah Berkata Foto Bocah Lima Tahun yang Terluka Itu Palsu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya