TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dubes RI: Serangan Hamas Merupakan Akumulasi Kekecewaan pada Israel

Kekecewaan ini sudah menumpuk sejak 2022

Aksi protes penduduk Gaza di wilayah pesisir Jalur Gaza (Twitter/Warda_GazaPal)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono menyebut, serangan Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) merupakan akumulasi kekecewaan. Mereka kecewa pada tindakan aparat keamanan Israel.

"Jadi, sebetulnya yang dilakukan oleh Hamas ini bisa dikatakan suatu akumulasi dari aksi tindakan aparat keamanan Israel, maupun utamanya pemukim Yahudi di Tepi Barat," ujar Ade dalam wawancara bersama IDN Times, Minggu (8/10/2023) malam.

Baca Juga: Fakta-Fakta Serangan Kejutan Hamas Atas Israel

1. Adanya hak-hak warga Palestina yang terabaikan

Ilustrasi - Seorang pria Palestina berdoa ketika polisi Israel berkumpul selama bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Jumat (7/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad)

Ade berujar, para pemukim dan aparat keamanan Israel di Tepi Barat itu acap mengabaikan hak-hak warga Palestina. Salah satunya adalah ada intrusi atau masuknya para pemukim Yahudi secara ilegal, salah satunya ke kompleks Masjid Al-Aqsa.

"(Pemukim dan aparat keamanan Israel) sering melakukan tindakan yang merendahkan warga Palestina, khususnya ketika semakin tingginya intrusi atau masuknya secara ilegal pemukim Yahudi ke (kompleks) Masjid Al-Aqsa, dikawal aparat keamanan Israel," ujar Ade.

Baca Juga: Indonesia Minta Hamas dan Israel Hentikan Perang

2. Sudah terakumulasi sejak tahun lalu

Pendemo Palestina melindungi diri dari gas airmata yang ditembakkan tentara Israel dalam aksi protes menentang pemukiman Yahudi, di Beit Dajan dekat Nablus di wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Raneen Sawafta)

Ade pun mengatakan, akumulasi kekecewaan ini sudah terjadi sejak 2022 lalu. Rasa kecewa itu semakin meningkat tahun ini, dan hal itulah yang membuat kelompok pejuang Palestina, Hamas, memulai aksi.

"Ini semua akumulasi sejak awal tahun, bahkan dari tahun lalu (2022). Inilah (serangan Hamas) yang menjadi reaksi atau frustrasi dari warga Palestina, terutama kelompok Hamas. Apalagi tak ada tindakan nyata dari masyarakat internasional," kata Ade.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya