Cegah Wabah COVID-19, Malaysia Larang Warga Mudik dan Gelar Open House
Pemerintah hanya membolehkan berkumpul 20 orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yasin pada Minggu (10/5) mengumumkan secara resmi pembatasan aktivitas manusia atau MCO diperpanjang hingga (9/6) mendatang. Dengan begitu artinya, pemerintah juga melarang adanya ritual bagi warga jelang akhir Ramadan yakni mudik atau pulang kampung. Hal itu karena sejak awal MCO diterapkan, warga Malaysia sudah dilarang bepergian ke negara bagian lainnya.
Warga yang boleh bepergian ke negara bagian lainnya hanya untuk kepentingan pekerjaan dan bukan mudik. Wilayah perbatasan darat Malaysia juga ditutup bagi para pendatang asing yang ingin melancong di Negeri Jiran.
Selain itu, Pemerintah Negeri Jiran turut melarang perayaan Idulfitri secara besar-besaran termasuk menggelar open house. Larangan serupa juga berlaku untuk festival Gawai dan Kaamaatan yang digelar jelang hari raya.
Namun, acara silaturahmi dengan jumlah maksimal 20 orang masih diizinkan oleh pemerintah. PM Muhyiddin mengingatkan walau perkumpulan maksimal 20 orang dibolehkan, tetapi tetap harus memperhatikan protokol kesehatan seperti jaga jarak, mengenakan masker dan mencuci tangan.
Ia mengatakan panduan untuk bisa menunaikan ibadah salat sedang dirampungkan oleh otoritas agama Islam di sana.
"Tapi, bukan berarti, kita tidak bisa merayakan hari raya (Idulfitri), Kaamaatan atau Gawai," tutur Muhyiddin seperti dikutip dari laman Free Malaysia Today pada (10/5) lalu.
Lalu, apakah aturan itu akan dipatuhi oleh warga Malaysia?
Baca Juga: 18.000 TKI Dari Malaysia, Filipina Dipulangkan Lewat Bandara Semarang
1. Warga Malaysia memilih untuk tetap pulang kampung sebelum MCO diberlakukan
Sama seperti di Indonesia, warga Malaysia memilih sudah kembali ke kampung halaman sebelum MCO diberlakukan pada (18/3) lalu. Pemandangan itu terlihat di Terminal Integrasi di bagian selatan di Bandar Tasik Selatan. Laman New Straits Times (NST) edisi pertengahan Maret lalu mengabadikan banyak warga Negeri Jiran membawa koper tengah antre membeli tiket bus.
Situasi ini hanya terjadi jelang Idulfitri di mana banyak warga yang memilih kembali ke kampung halaman. Media sosial pun dipenuhi dengan beragam foto warga Negeri Jiran ketika itu yang bersiap-siap kembali ke kampung halaman.
Warganet pun khawatir virus corona akan dibawa dari Kuala Lumpur ke kampung halaman mereka.
"Saat ini, sebagian orang yang dites COVID-19 tak menunjukkan gejala. Tanpa adanya tes massal, kita tidak akan tahu (siapa saja yang sudah terinfeksi virus corona) dan fakta banyaknya orang yang kembali pulang kampung justru menambah buruk fakta itu," cuit pemilik akun @JustinTWJ.
Baca Juga: Dubes Rusdi Kirana Berada di Singapura Selama Malaysia MCO, Mengapa?