Demo Protes PM Benjamin Netanyahu, Warga Israel Tetap Jaga Jarak
Para demonstran juga tetap mengenakan masker
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lapangan Rabin di ibu kota Tel Aviv dipenuhi oleh hampir 3.000 warga Israel pada Minggu malam (19/4). Ribuan orang itu berkumpul untuk berunjuk rasa di tengah kekhawatiran virus corona akan menyebar luas.
Tetapi, panitia memiliki cara lain untuk mengakomodir kedua hal tersebut. Lapangan itu diberi tanda yang menunjukan di sana lah para demonstran boleh berdiri. Panitia juga mengukur dengan cermat jarak antara satu demonstran dengan lain agar berdiri tidak saling berdekatan. Mereka juga mewanti-wanti demonstran agar datang mengenakan masker.
Hal itu dipatuhi oleh para demonstran. Bila dilihat dari atas, aksi demonstran untuk memprotes kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terlihat tarian mob flash.
Para demonstran mendorong agar pemimpin kelompok oposisi, Benny Gantz tidak bersedia dilobi oleh Netanyahu untuk berkoalisi.
"Kami berjuang demi segalanya dan apa pun yang diperlukan untuk masa depan anak-anak kami serta negara ini," ungkap anggota kelompok oposisi Yair Lapid kepada kantor berita Reuters pada malam itu.
Mengapa publik Israel tidak lagi percaya terhadap kepemimpinan Netanyahu?
Baca Juga: Jaksa Agung Israel Mendakwa Netanyahu untuk Kasus Korupsi
1. Warga Israel tak lagi sudi dipimpin oleh PM Netanyahu karena ia didakwa telah korupsi
Laman Time, Senin (20/4) melaporkan krisis politik sudah terjadi di Israel sejak Desember 2018 lalu. Hal itu bermula Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tetap menggelar pemilu awal di saat ia menghadapi dakwaan korupsi. Setidaknya ada tiga dakwaan korupsi yang sedang dihadapi oleh Netanyahu.
"Seseorang yang sudah didakwa tidak bisa memilih kepala polisi, jaksa penuntut, jaksa agung, dan hakim-hakim yang akan menangani perkaranya. Ini merupakan daftar yang dituntut oleh Netanyahu," teriak anggota parlemen dari oposisi, Yair Lapid.
Lapid dulunya merupakan politikus dari Partai Biru dan Putih. Pimpinan parpol itu adalah Benny Gantz. Sebelumnya, Gantz menolak diajak berkoalisi dan ikut memimpin pemerintahan korup ala Netanyahu.
Tetapi, belakangan menurut laporan Time, setelah bernegosiasi selama 11 jam, Gantz dan Netanyahu mencapai sebuah kesepakatan. Berdasarkan kesepakatan itu, Netanyahu masih akan memimpin Israel hingga 18 bulan ke depan. Setelah itu, tongkat kepemimpinan akan beralih ke orang lain.
Editor’s picks
Baca Juga: Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana Menteri