Gedung Putih Pastikan Pilpres AS Tetap Digelar 3 November 2020
Trump sempat lempar wacana Pilpres ditunda karena COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gedung Putih memastikan Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat akan tetap digelar pada Selasa, 3 November 2020. Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows ketika diwawancarai oleh stasiun berita CBS untuk program "Face The Nation."
"Kami tetap akan menggelar pemilu pada 3 November dan presiden akan tetap menang," ungkap Meadows dan dikutip kantor berita Reuters.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh penasihat kampanye Trump, Jason Miller. Ia mengatakan mogul properti itu juga menginginkan agar pilpres tetap berjalan sesuai jadwal yakni 3 November 2020.
Pada akhir Juli lalu, Trump sempat melempar wacana agar pilpres 2020 sebaiknya ditunda. Tetapi, wacana itu ditolak mentah-mentah oleh Partai Demokrat dan koleganya di Partai Republik. Mengapa Trump menginginkan agar pilpres tahun ini ditunda?
Baca Juga: Twitter Tandai Cuitan Trump Soal Pemilu Perlu Dicek Faktanya
1. Trump tak percaya terhadap pilpres yang dilaksanakan melalui pos
Dikutip dari stasiun berita BBC, Kamis, 30 Juli 2020, Trump mengaku tidak percaya terhadap pemungutan suara yang dilakukan menggunakan kotak pos. Menurut Trump, peluang untuk penipuan dan hasilnya dicurangi, sangat besar. Ia kemudian melempar wacana adanya penundaan hingga warga dapat secara aman, selamat dan nyaman bisa ke luar rumah serta menggunakan hak suaranya.
Sayangnya, Trump tak memiliki bukti yang cukup untuk menunjukkan kepada publik adanya peluang yang besar untuk penipuan melalui kotak suara.
"Partai Demokrat kerap membicarakan adanya pengaruh asing dalam pemberian suara, tetapi mereka juga tahu pemberian hak suara melalui kotak pos merupakan cara yang mudah bagi negara asing untuk terlibat dalam kompetisi ini," cuit Trump di akun media sosialnya pada 30 Juli 2020 lalu.
Sementara, negara-negara bagian di AS ingin membuat sistem pemungutan suara dengan menggunakan kotak suara karena hingga saat ini penyebaran COVID-19 di AS masih tinggi.
Baca Juga: Apple Beri Cuti Berbayar agar Karyawan Bisa Nyoblos saat Pilpres AS