Ini Kata Menlu Retno soal Pengganti Dubes Lutfi di Amerika Serikat
Lutfi yang sebelumnya Dubes di AS dipilih jadi Mendag
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi belum ingin terburu-buru merekomendasikan pengganti Muhammad Lutfi, untuk duduk sebagai Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat. Lutfi pada Selasa (22/12/2020) ditunjuk Presiden Joko "Jokowi" Widodo sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.
"Baru juga diumumkan hari ini (dalam perombakan kabinet)," ungkap Retno melalui pesan pendek kepada IDN Times pada hari ini.
Sementara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, mengatakan pemilihan Dubes baru di Negeri Paman Sam merupakan hak prerogatif presiden. "Menlu memang dapat memberikan pertimbangan. Siapa yang akan direkomendasikan kita tunggu saja sampai waktunya," kata pria yang akrab disapa Faiza itu, melalui pesan pendek kepada IDN Times hari ini.
Lalu, kriteria apa yang harus dimiliki oleh Dubes yang mewakili kepentingan Indonesia untuk AS? Apalagi perubahan posisi Dubes RI di AS bersamaan dengan pergantian pemerintahan di Negeri Paman Sam.
Baca Juga: [WANSUS] Jadi Mendag, Lutfi Bicara soal Indonesia-AS Era Trump-Biden
1. Pengganti Lutfi di AS dikategorikan sebagai "super dubes"
Sebelum ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan oleh Presiden Jokowi, Lutfi baru dipercaya mewakili kepentingan Indonesia di AS pada 14 September 2020. Tiga hari kemudian, ia menemui Presiden Donald J. Trump di Gedung Putih untuk menyerahkan surat kredensial. Tetapi, kini ia harus meninggalkan pos yang baru diduduki selama empat bulan itu.
Lalu, siapa yang patut mengisi pos yang ditinggalkan oleh Lutfi? Dalam pandangan pengamat hubungan internasional lulusan Universitas Istanbul, Arya Sandiyudha, pengganti Lutfi harus memiliki kriteria "super dubes."
"Kalau dia pejabat karier, maka dia pasti adalah dubes senior di Kemlu kalau memang yang dicari dari kalangan diplomat. Kalau pun penggantinya dari kalangan politikus, maka dia memang betul-betul beyond politician. Dia harus memiliki kapabilitas sebagai diplomat," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif The Indonesian Democracy Initiative (TIDI) ketika dihubungi IDN Times melalui telepon hari ini.
Arya melanjutkan pengganti Lutfi bisa berasal anggota DPR yang pernah duduk di Komisi I yang membidangi pertahanan, luar negeri, intelijen dan komunikasi. Selain itu, politikus tersebut sebaiknya juga pernah duduk sebagai dubes di negara yang prestisius.
"Karena AS ini adalah negara great power. Dia memiliki pengaruh strategis di kawasan Indo Pasifik di mana Indonesia ikut di dalamnya," kata Arya.
Ia mengatakan pergantian posisi Dubes RI di Negeri Paman Sam bersamaan momentumnya dengan peralihan pemerintahan dari Partai Republik ke Demokrat. Ketika AS dipimpin Joe Biden pada Januari 2021, maka diprediksi sebagian besar kebijakannya akan meniru Barack Obama saat masih duduk sebagai presiden. Biden diketahui menjadi wapres yang mendampingi Obama selama delapan tahun.
Ketika ditanya kandidat politikus yang sesuai dengan kriteria itu, Arya sempat melontarkan Tantowi Yahya dinilai pas untuk kriteria tersebut.
Baca Juga: Pernah Jabat Mendag Era SBY, Profil Lengkap Muhammad Lutfi