Kasus COVID-19 Tembus 100 Ribu, Filipina Akan Lockdown Lagi
Lockdown diterapkan di Manila dan daerah dekat ibu kota
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada Senin (3/8/2020) memutuskan akan kembali menerapkan lockdown di beberapa area di negara itu. Lockdown resmi diberlakukan usai kasus COVID-19 di Filipina menembus lebih dari 100 ribu.
Data yang dikutip dari laman World O Meter pada hari ini menunjukkan ada 103.185 orang di Filipina yang telah terpapar COVID-19, di mana sebanyak 2.059 orang pasien di antaranya dilaporkan meninggal.
Kebijakan yang diambil oleh Filipina ini kontras dengan situasi di Indonesia. Saat kasus COVID-19 menembus angka 100 ribu, Pemerintah Indonesia justru terus mendorong agar perekonomian dibuka dan memasuki tahap pemulihan.
Stasiun berita Al Jazeera pada hari ini melaporkan lockdown tidak berlaku secara nasional. Pembatasan pergerakan manusia yang disebut "Modified Enhanced Community Quarantine" (MECQ) dimulai pada 4 Agustus - 18 Agustus 2020.
Area yang akan terkena kebijakan lockdown antara lain Metro Manila dan provinsi-provinsi lainnya yang dekat dengan ibu kota Manila seperti Laguna, Cavite, Rizal dan Bulacan.
Apa saja aturan yang diberlakukan selama lockdown di daerah-daerah tersebut? Mengapa Duterte akhirnya memberlakukan kembali lockdown meski ditentang oleh orang-orang terdekatnya di lingkaran Istana?
Baca Juga: Kasus COVID-19 Tembus 100 Ribu, Indonesia Masih dalam Kondisi Kritis!
1. Kebijakan lockdown diambil karena Duterte diprotes oleh tenaga kesehatan
Stasiun berita Al Jazeera melaporkan, kebijakan lockdown diambil usai Duterte diprotes oleh 80 kelompok lokal yang terdiri dari 80 ribu dokter dan satu juta perawat.
Dalam aspirasi yang disampaikan melalui surat terbuka, mereka meminta kepada Presiden Duterte agar dilakukan pengetatan pembatasan pergerakan manusia. Mereka juga menyebut Filipina mulai dikalahkan virus Sars-CoV-2.
"Para pekerja kesehatan bersatu untuk membunyikan sinyal darurat bagi negara ini. Sistem kesehatan di negara ini sudah tak lagi sanggup (melawan COVID-19)," demikian kata perwakilan dokter dan perawat melalui surat terbuka tersebut.
Apa yang mereka sampaikan tidak berlebihan. Sebab, kasus tenaga kesehatan mulai terpapar COVID-19 di Filipina terus meningkat. Tak sedikit pula yang memutuskan berhenti bekerja karena tak sanggup terhadap tekanan merawat pasien COVID-19. Sedangkan, rumah sakit mulai kewalahan merawat pasien yang terpapar virus corona.
Laman Japan Times melaporkan, Pemerintah Filipina malah menyalahkan warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Namun, Duterte mulai melunak dan mendengarkan aspirasi para tenaga kesehatan.
"Saya telah mendengar kalian. Jangan kehilangan harapan. Kami paham Anda semua lelah (melawan pandemik)," tutur dia.
Editor’s picks
Baca Juga: [BREAKING] Jadi 84.882, Kasus COVID-19 di RI Resmi Lampaui Tiongkok