Menhan AS Mark Esper Dipecat Donald Trump Melalui Twitter
Padahal Trump segera lengser pada Januari 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir masa kepemimpinannya, masih bisa merombak kabinet dan memecat Mark Esper dari jabatan Menteri Pertahanan. Bahkan, cara Trump mengganti Esper terbilang kasar lantaran diumumkan melalui akun media sosial.
"Saya dengan bangga mengumumkan Christopher C Miller, Direktur Nasional Pusat Antiteror (sudah disetujui secara aklamasi oleh senat) untuk menjadi Menhan sementara dan segera berlaku," cuit Trump, Senin, 9 November 2020.
"Chris akan bekerja keras! Mark Esper telah diberhentikan. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya," tulis Trump, lagi.
Keputusan itu diambil Trump setelah beberapa kali terjadi perbedaan pendapat dengan Esper. Miller terlihat mendatangi Departemen Pertahanan pada Senin kemarin, usai Trump mengumumkan pemecatan Esper.
Sebelum diangkat menjadi Direktur Nasional Pusat Antiteror, Miller sempat menjabat sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional di kabinet Trump. Ia juga sempat menjadi pasukan khusus di militer AS.
Apa komentar Mark Esper usai ia dipecat melalui akun media sosial?
Baca Juga: Deal! Menhan RI-AS Kerja Sama Cari Tentara Hilang saat Perang Dunia II
1. Mark Esper terima keputusan Trump dipecat sebagai Menteri Pertahanan
Sebelum Trump mencuit soal pemecatan Esper, Kepala Staf Kepresidenan Mark Meadow sempat menghubungi Esper melalui telepon. Menurut sumber stasiun berita CNN, di dalam pembicaraan telepon, Meadow menyampaikan bahwa Esper akan dipecat dan digantikan orang lain.
Esper juga sudah melayangkan surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Presiden Trump. "Saya mengabdi kepada negeri ini dan menghormati konstitusi yang berlaku, jadi saya menerima keputusan Anda untuk mengganti saya," tulis Esper.
Dalam surat pengunduran dirinya, Esper juga menyebut sudah membuat banyak pencapaian dan bangga bekerja dengan para koleganya selama 18 bulan bekerja. Pemecatan Esper turut dikomentari Ketua DPR Nancy Pelosi. Menurutnya, pada sisa masa jabatan sebagai presiden, Trump masih ingin mengacak-acak demokrasi AS dan dunia.
Baca Juga: Prabowo ke AS Besok, Amnesty International Desak Visanya Dibatalkan