Pesan Paus Saat Natal: Semoga Tuhan Lembutkan Hati Manusia yang Egois
Imam besar Al-Azhar ikut ucapkan selamat Natal ke Paus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus merayakan Natal secara khusuk di Basilika Santo Petrus, Vatikan pada Rabu waktu setempat (25/12). Di hadapan belasan ribu pengikutnya, Paus membacakan pesan Natal yang ketujuh yang berjudul "Urbi et Orbi" yang bermakna kota dan dunia.
Paus berusia 83 tahun itu menyerukan perdamaian di Yerusalem, Suriah, Lebanon,Yaman, Irak, Venezuela, Ukraina dan beberapa negara Afrika yang terlibat dalam konflik. Sayangnya, ia melewatkan untuk menyebut kejadian teror yang berlangsung pada malam Natal di Burkina Faso.
Stasiun berita BBC edisi (25/12) melaporkan terjadi serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris terhadap pangkalan militer di area Arbinda. Serangan yang terjadi pada malam Natal itu menewaskan 35 orang, mayoritas korban merupakan perempuan.
Berbicara dalam kondisi langit biru nan cerah, Paus mengingatkan perubahan dimulai dari hati setiap individu.
"Terdapat sisi gelap dalam hati manusia, namun cahaya Kristus juga tetap lebih besar," kata Paus.
Ia juga mengingatkan apabila ingin suatu perubahan, maka manusia harus memiliki rasa cinta kasih lebih besar.
"Semoga Tuhan melembutkan hati kita yang seringkali keras dan egois, serta membuatkan ruang untuk cinta-Nya. Semoga, Dia membawa senyumannya melalui wajah kita untuk semua anak di dunia: kepada mereka yang diabaikan dan menderita akibat kekerasan," tutur dia lagi.
Paus turut memberikan pesan Natal khusus bagi kaum migran dan pengungsi lho. Kira-kira apa ya isi pesan tersebut? Apa pula isi ucapan Natal yang disampaikan oleh Imam Besar Masjid Al-Azhar di Mesir, Ahmed el Tayyeb, bagi Paus Fransiskus?
Pesan el Tayyeb dinilai menyejukan. Apalagi di Tanah Air masih muncul perdebatan agar umat Muslim tak perlu mengucapkan Selamat Natal.
Baca Juga: Jadi Asisten Paus Fransiskus di Vatikan, Ini 3 Sosok Kardinal Asal RI
1. Paus Fransiskus menyebut tidak adil bila para pengungsi dan migran ditolak
Salah satu yang menjadi sorotan Paus yakni kelompok pengungsi dan migran. Sebab, kini mereka masuk dalam kelompok yang dipersekusi. Ketika mereka mencari tempat untuk bisa hidup lebih baik, sebagian negara justru menolaknya. Indonesia sendiri akhirnya ikut menampung para migran yang hendak ke Australia.
Namun, kendati Negeri Kanguru menandatangani konvensi PBB mengenai pengungsi, mereka justru mendorong balik perahu yang mengangkut pengungsi kembali ke perairan Indonesia.
"Ini adalah ketidakadilan karena memaksa mereka bertahan dari bentuk kekerasan yang tak terucap, perbudakan, dan berbagai macam kekejaman tak manusiawi di kamp penahanan," kata Paus Fransiskus.
Editor’s picks
Fransiskus juga meminta agar kamp penahanan migran di Libya segera ditutup. Menurutnya, kehadiran kamp itu malah menjauhkan para migran untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Namun, akhirnya mereka malah berada di hadapan dinding yang tidak diperhatikan," katanya lagi.