Tenaga Medis Prancis Dapat Kenaikan Gaji Total Rp133 Triliun
Sebagian besar dana untuk gaji perawat dan perawat lansia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Prancis telah sepakat untuk memberikan kenaikan gaji bagi seluruh tenaga medis yang kini tengah berjuang di garda terdepan dalam menghadapi pandemik COVID-19. Total kenaikan yang disepakati antara pemerintah dengan serikat pekerja mencapai 2,7 miliar Euro atau setara Rp133 triliun (1 Euro = Rp16.661).
Kesepakatan itu diteken oleh kedua pihak pada Senin, 13 Juli 2020 usai tujuh pekan melalui proses negosiasi yang alot. Selama ini tenaga medis selalu dipuji sebagai pahlawan selama pandemik. Bahkan, mereka mendapat tepuk tangan yang luas di Prancis setiap hari selama negara itu mengalami penutupan total.
Tetapi, tenaga medis menginginkan lebih dari sekedar pengakuan. Bahkan, mereka sempat berunjuk rasa pada 21 Mei 2020 lalu dan menuntut kenaikan gaji dan pendanaan lebih baik bagi rumah sakit.
Apakah tenaga medis puas dengan hasil negosiasi ini?
Baca Juga: Prancis Ikuti Negara Eropa Lain Lawan COVID-19, Terapkan Lockdown
1. Berdasarkan kesepakatan, setiap tenaga medis terima kenaikan gaji Rp3 juta
Kenaikan gaji itu berkat mendapat restu dari Perdana Menteri Prancis yang baru, Jean Castex. Laman Euronews menyebut kesepakatan itu merupakan momen bersejarah dalam sistem kesehatan di Prancis.
"Ini merupakan pengakuan pertama dan paling penting bagi mereka yang berada di garda terdepan," kata Castex.
Ia juga menyebut kenaikan gaji itu sebagai bentuk tanggung jawabnya yang tertunda selama ini kepada petugas medis. Dengan adanya kesepakatan itu, maka per bulan tenaga medis akan memperoleh kenaikan gaji senilai 183 Euro atau setara Rp3 juta.
Selain itu, dana tadi akan dialokasikan bagi para perawat, perawat lansia dan staf non medis. Sedangkan, dana sebesar 450 juta Euro atau setara Rp7,4 triliun dialokasikan bagi dokter yang bekerja di rumah sakit publik.
Editor’s picks
Baca Juga: Kisah WNI di Prancis, Stok Makanan untuk Satu Bulan karena COVID-19