TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[UPDATE] Lebih dari 10 Juta Orang di Dunia Telah Terinfeksi COVID-19

Hanya butuh 38 hari untuk terjadi penambahan 5 juta

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Data dari laman World O Meter per Senin (29/6) mencatat kasus COVID-19 di seluruh dunia telah menembus angka lebih dari 10 juta. Di mana 2,6 juta kasus COVID-19 di antaranya ditemukan di Amerika Serikat. 

Jumlah kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia juga sudah menembus lebih dari 500 ribu, tepatnya 504.024. Penambahan kasus COVID-19 ini menjadi mimpi buruk, sebab pada Kamis (21/5) lalu dilaporkan jumlah kasus menembus angka 5 juta. Lalu, 38 hari kemudian kasus serupa bertambah 5 juta kasus baru COVID-19. 

Laporan stasiun berita BBC Senin (29/6) menyebut COVID-19 tidak akan mencapai puncaknya di kawasan Asia Selatan dan Afrika hingga akhir Juli mendatang. Sementara, wabah COVID-19 akan terus berlanjut dan menyebar secara masif di seluruh dunia, dengan satu juta kasus baru dalam kurun waktu enam hari. 

Lalu, mengapa terjadi peningkatan kasus COVID-19 dalam angka yang begitu signifikan?

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

1. Amerika Serikat menyumbang kenaikan signfikan dibandingkan negara lain di dunia

Suasana di Oceanside, California, Amerika Serikat, pada 22 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake

Data yang dikutip dari laman Universitas John Hopkins menunjukkan kenaikan paling signifikan terjadi di Amerika Serikat, khususnya usai mereka mencabut kebijakan pembatasan pergerakan manusia khususnya di wilayah selatan. Maka tak heran bila kenaikan yang signifikan terjadi di negara bagian seperti Texas dan Florida. 

Pada akhir pekan lalu, Florida melaporkan lebih dari 9.500 kasus baru COVID-19. Angka ini lebih meningkat dibandingkan hari Jumat yang mencapai 9.000. 

Akibat peningkatan kasus yang signifikan di wilayah tersebut, pelonggaran yang sempat dilakukan dibatalkan. Kini negara-negara bagian itu kembali memberlakukan pembatasan pergerakan manusia. 

Gubernur negara bagian Texas, Greg Abott, memerintahkan agar bar-bar ditutup sementara. Sedangkan, restoran tetap dibolehkan untuk buka tetapi dengan kapasitas pengunjung yang dibatasi yakni 75 persen. 

"Bila saya bisa memutar waktu dan melakukan ulang semuanya, maka itu akan tidak terlalu terburu-buru untuk membuka kembali bar," ungkap Abott ketika diwawancarai media yang berafiliasi dengan stasiun berita ABC, KIVA.com

Sementara, Wakil Presiden AS, Mike Pence yang seharusnya menggelar kampanye di Arizona dan Florida pada pekan ini dibatalkan. 

2. Tiongkok kembali memberlakukan lockdown di daerah Anxin

Dok. IDN Times

Sementara, Tiongkok yang sempat sukses menaklukkan COVID-19, dikhawatirkan mulai memasuki gelombang kedua pandemik. Hal itu ditandai pada Minggu (28/6) kemarin, otoritas setempat mulai kembali memberlakukan lockdown di area Anxin dekat Provinsi Hubei. 

Total ada sekitar 500 ribu orang yang dilarang bepergian keluar dan menuju ke area tersebut. 

Baca Juga: Innalillahi, Sudah 2.754 Orang Meninggal karena Virus Corona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya