TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Usai Kunjungan Menlu AS, India Diberikan Akses Data Satelit Militer

India sempat berperang dengan Tiongkok di Himalaya

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (tengah) ketika bertemu Perdana Menteri Narendra Modi (www.twitter.com/@SecPompeo)

Jakarta, IDN Times - Tidak sia-sia India menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada 26-27 Oktober 2020. Sebab, dalam kesepakatan yang diteken kedua pejabat negara itu, India diberikan akses ke data satelit milik Negeri Paman Sam. 

Stasiun berita Al-Jazeera, Selasa, 27 Oktober 2020 melaporkan kesepakatan itu terjadi pada saat posisi India masih terlibat peperangan dengan militer Tiongkok di wilayah perbatasan Pegunungan Himalaya. Berdasarkan laporan stasiun berita BBC, pada 16 Juni 2020, sebanyak 20 personel militer tewas dalam konflik yang baru kali pertama terjadi setelah 45 tahun. Itu belum termasuk 17 pasukan militer India yang terluka. 

Kementerian Luar Negeri India ketika itu menuding Tiongkok telah melanggar kesepakatan Line of Actual Control (LAC) di Bukit Galwan. Sedangkan, menurut Tiongkok, justru militer India yang lebih dulu melanggar area perbatasan di Ladakh, di Himalaya. Hal itu memicu pasukan Tiongkok melakukan serangan militer sehingga mengakibatkan korban jiwa. 

Pada September lalu, India menuding Tiongkok telah melanggar kesepakatan gencatan senjata, sehingga perang bisa kembali pecah kapan pun. 

Maka, tak heran kesepakatan militer dengan AS dianggap sengaja memprovokasi Tiongkok. Sebab, akses terhadap data satelit yang diberikan kepada India akan membantu mereka saat meluncurkan rudal dan pesawat tanpa awak. Hasilnya bila serangan terjadi akan lebih tepat sasaran. 

Lalu, apalagi kesepakatan lainnya yang diteken India dan Negeri Paman Sam?

Baca Juga: India Tahan Tentara Tiongkok yang Lintasi Garis Perbatasan

1. Selain akses ke data satelit, AS juga memberikan bantuan militer bagi India

Menlu Mike Pompeo ketika tiba dalam kunjungan dinas di India (www.twitter.com/@SecPompeo)

Menlu Pompeo berkunjung ke India turut didampingi Menteri Pertahanan Mark Esper. Maka kunjungan tersebut juga bermakna pertemuan yang diberi nama 2+2. Tujuan Pompeo dalam kunjungan dinas yang dimulai pekan ini, sudah jelas ingin membendung pengaruh Tiongkok di negara-negara yang disambangi. 

Kantor berita Reuters melaporkan kabinet PM Narendra Modi telah menyiapkan dokumen kesepakatan yang disebut Perjanjian Kerja Sama dan Pertukaran Dasar (BECA) sejak satu pekan lalu. Dalam dokumen itu, selain memuat klausul mengenai akses data satelit topografi, laut, dan udara bagi India, AS ternyata juga memberikan bantuan militer. 

Bantuan militer yang dimaksud yakni navigasi dan avionik lanjutan pada pesawat yang dipasok AS ke India. Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas mengenai kolaborasi untuk menangani pandemik COVID-19. Apalagi, baik AS dan India adalah dua negara dengan kasus tertinggi COVID-19 di dunia. 

2. Menlu AS sebut Partai Komunis Tiongkok adalah musuh bagi demokrasi

Kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, ke Italia, pada 30 September 2020. twitter.com/SecPompeo

Sementara, dalam pemberian keterangan pers, Menlu Pompeo mengaku bahagia lantaran AS dan India bisa bekerja sama lebih erat untuk mengatasi berbagai ancaman, tidak hanya ancaman yang datang dari Partai Komunis Tiongkok (CCP).

"Pemimpin dan warga kami semakin melihat dengan jelas bahwa CCP bukan sahabat bagi demokrasi, penegakan hukum, transparansi, tidak menjunjung tinggi kebebasan navigasi yang menjadi dasar bagi Indo-Pasifik yang bebas dan sejahtera," ungkap Pompeo ketika berbicara ke publik yang didampingi Menlu India, Subrahmanyam Jaishanka dan Menhan Rajnath Singh. 

Dalam diskusi itu, pria yang sempat menjadi Direktur Badan Intelijen AS (CIA) tersebut turut menyinggung mengenai pandemik COVID-19 yang berasal dari Wuhan, Tiongkok. Kedua pemimpin juga terlibat diskusi mendalam mengenai CCP. 

3. AS juga mendorong agar India membeli jet tempur F-18 dan menjauhi alutsista dari Rusia

Ilustrasi jet tempur F-18 buatan Lockheed Martin (www.lockheedmartin.com)

Dalam pertemuan 2+2 itu, Menhan AS rupanya juga mendorong India agar membeli jet tempur mereka, F-18. AS turut menyarankan negeri Bollywood agar menghindar ketergantungan pembelian alutsista dari Rusia, negara seteru mereka. 

Perusahaan AS diketahui sudah menjual senjata ke India sejak 2007 dengan total nilai mencapai US$21 miliar. Washington juga mendorong agar pemerintah India meneken kesepakatan untuk bisa berbagi data informasi yang sensitif dan komunikasi yang terenkripsi, agar dapat menggunakan persenjataan yang lebih modern. 

Meski sempat menolak, tetapi India akhirnya ikut dalam kelompok bernama QUAD dan segera melakukan latihan militer di Teluk Bengal. Latihan militer Angkatan Laut itu juga melibatkan Australia, Jepang, dan AS. 

Tetapi, ketegangan di wilayah perbatasan pada musim panas lalu dan menewaskan 20 pasukan militernya, menyebabkan kebencian warga India terhadap Tiongkok. Menurut para analis, di sinilah titik mula India mulai berhubungan erat dengan AS. 

Deplu AS pada Senin, 26 Oktober 2020 mengumumkan kemitraan yang kuat antara Negeri Paman Sam dengan India sudah terjalin. Menurut mereka, kerja sama itu penting bagi keamanan dan kesejahteraan rakyat kedua negara. 

Baca Juga: India-Tiongkok Mulai Tarik Mundur Pasukan dari Perbatasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya