TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Karyawan PBB Tewas dalam Gempuran di Sudan

Mereka merupakan karyawan World Food Programme

Pengungsi di kamp Krinding, Darfur. (twitter.com/UN OCHA Sudan)

Jakarta, IDN Times - World Food Programme, salah satu badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi bahwa tiga karyawannya terbunuh saat perang pecah di Sudan. Mereka tewas di wilayah Darfur.

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (17/4/2023), WFP akhirnya menghentikan semua pekerjaan dan operasionalnya sementara di Sudan karena konflik ini.

“Saya patah hati atas kematian tiga karyawan WFP pada Sabtu 15 April dalam konflik di Darfur Utara saat menjalankan tugas untuk krisis kelaparan global,” kata Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain.

Baca Juga: Sudan Memanas, Mahasiswa Indonesia Diungsikan ke Tempat Aman

Baca Juga: Baku Tembak Militer Sudan dan RSF Masuk Hari Kedua 

1. Sekjen PBB mengutuk konflik di Sudan

Sekjen PBB Antonio Guterres (un.org)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras konflik bersaudara di Sudan yang menewaskan 3 karyawan WFP.

“Mereka yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan. Pekerja kemanusiaan bukanlah sasaran," ucap Guterres.

Ia juga menyerukan agar konflik segera diakhiri. Sejauh ini, 56 orang dikonfirmasi tewas akibat baku tembak antara militer Sudan dan RSF.

Baca Juga: Fakta-Fakta Sudan Kembali Memanas, Militer dan Paramiliter Bentrok

2. Serangan balasan dari RSF ke militer Sudan

Sementara itu, RSF juga mengklaim bahwa tentara telah menyerang terlebih dulu sehingga mereka melakukan balasan.

RSF dalam sebuah pernyataannya menuding tentara telah menyerang pasukannya di pangkalan selatan Khartoum. Mereka kemudian melakukan pembalasan, merebut bandara kota dan mengontrol Istana Kepresidenan.

Lebih lanjut, RSF mengklaim telah merebut bandara sekaligus pangkalan udara di kota Marawi, sekitar 350 kilometer barat laut ibu kota Khartoum.

Bentrokan antara kelompok milisi dengan militer tersebut adalah hasil dari ketegangan beberapa bulan terakhir. Ketegangan berasal dari penundaan penandatanganan kesepakatan dengan partai politik untuk membangun pemerintah transisi yang demokratis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya