TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Ultimatum China Agar Tak Dukung Rusia Invasi Ukraina

Dukungan ini terkait sumbangan senjata untuk invasi Ukraina

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, saat berbicara dalam konferensi pers pada Senin 1 Februari 2021. (Facebook.com/U.S. Department of State)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengultimatum China lewat diplomat topnya, Wang Yi, yang juga eks menteri luar negeri China, agar tak memberikan dukungan material kepada Rusia untuk terus membombardir Ukraina.

Hubungan AS dan China kembali menegang pasca insiden balon mata-mata China yang terbang di wilayah udara AS dan ditembak jatuh oleh Pentagon.

Blinken juga mengecam insiden balon mata-mata China yang terbang di wilayah AS tersebut dan berharap insiden serupa tak terjadi lagi. 

Baca Juga: Biden Dikritik karena Tunda Tembak Balon Diduga Mata-Mata China

1. AS prihatin dengan rencana China dukung Rusia

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (20/2/2023), Blinken menyatakan bahwa AS prihatin dengan adanya rencana China untuk memberikan dukungan kepada Rusia. Blinken menyampaikan kepada Wang Yi bahwa akan ada konsekuensi serius terkait hubungan AS-China jika rencana itu dilaksanakan.

“Ada berbagai jenis bantuan yang setidaknya sedang dipertimbangkan China untuk diberikan ke Rusia, termasuk senjata,” ujar Blinken, tanpa merilis lebih lanjut apa saja bantuan yang dimaksud.

China dan Rusia disebut telah meneken kemitraan ‘tanpa batas’ pada Februari tahun lalu, tak lama sebelum pasuka Rusia menginvasi Ukraina. Hubungan ekonomi kedua negara ini juga semakin erat karena koneksi Moskow dengan Barat perlahan terputus.

2. Pertemuan rahasia antara Blinken dan Wang Yi

Pertemuan Blinken dan Wang yang digelar di Munich, Jerman ini, juga dirahasiakan lokasinya. Pertemuan ini terjadi beberapa jam setelah China mengecam AS yang menuduh mereka melanggar hukum internasional terkait balon mata-mata.

Bahkan, AS menyebut bahwa China China telah menerbangkan balon mata-mata ke lebih dari 40 negara di lima benua. Juru bicara Pentagon, Patrick Ryder mengatakan bahwa isu balon mata-mata ini tengah menjadi perhatian dan tantangan dari AS.

“Fakta bahwa kami tahu ada balon-balon ini terlihat dan beroperasi setidaknya di lima benua seperti Amerika Latin, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur dan Eropa,” kata Ryder.

Baca Juga: AS Sebut Ada Balon Mata-mata China di 5 Benua, Termasuk Asia Tenggara!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya