TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

China dan Rusia Tolak Pertemuan DK PBB soal Korut 

AS meminta DK PBB segera menggelar sidang

Korea Utara konfirmasi keberhasilan penembakkan rudal balistik pada Rabu, 20 Oktober 2021, waktu setempat. (Twitter.com/nktpnd)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menggelar sidang terkait tensi Korea Utara (Korut) yang baru saja menembakkan rudal balistik ke arah Jepang.

Tembakan rudal Korut pada Selasa (4/10/2022) pagi ini memicu adanya peringatan bagi penduduk Jepang untuk berlindung, terutama yang bermukim di Hokkaido dan Aomori. Selain itu, sejumlah transportasi di Jepang bagian utara juga ditangguhkan sementara.

Baca Juga: Korut Tembak Rudal ke Arah Jepang, Warga Diminta Berlindung 

Baca Juga: Korut Tembak Rudal, WNI di Jepang Diimbau Ikuti Aturan Setempat 

1. Lima negara mendukung usulan AS

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat mengamati uji tembak bawah air dari rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (dok. KCNA)

Usulan AS ini juga didukung oleh lima negara lainnya yakni Inggris, Prancis, Albania, Norwegia, dan Irlandia. Mereka mendesak DK PBB segera menggelar pertemuan.

“Kita harus membatasi kemampuan Korut untuk memajukan program rudal balistik dan senjata pemusnah massal yang melanggar hukum,” kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (5/10/2022).

Pertemuan rencananya akan digelar pada Rabu, waktu New York. Namun tidak dijelaskan apakah pertemuan akan digelar secara terbuka atau tertutup.

Baca Juga: Korut Tembakkan Rudal, Aliansi Korsel-AS-Jepang Siap Beri Balasan 

2. China dan Rusia menentang pertemuan

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Sekutu Korut, yaitu China dan Rusia secara tegas menentang pertemuan tersebut. Mereka juga berpendapat jika pertemuan harus digelar, maka pertemuan harus digelar secara tertutup.

“Alasannya bahwa reaksi DK PBB harus kondusif untuk meredakan situasi di Semenanjung Korea,” kata sejumlah sumber.

DK PBB sendiri telah melarang adanya peluncuran rudal balistik dari Korut. Selain itu, Pyongyang juga dihujani sejumlah sanksi, termasuk memotong dana untuk program rudal balistik.

Baca Juga: Tanggapi Rudal Korut, AS-Korsel Balas Tembak 8 Rudal 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya