Dua Dekade Terakhir, Jumlah TKI di Korsel Melonjak Tinggi
Pada 2019, 42 persen TKI merupakan skilled labour
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) menjadi salah satu negara tujuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), khususnya para tenaga kerja terampil.
Tercatat, dalam dua dekade terakhir, jumlah tenaga kerja terampil asal Indonesia yang berada di Korsel meningkat hampir dua kali lipat.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Muhammad Takdir, dalam pembukaan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diusung FPCI dan Korea Foundation, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga: Menakar Mesranya Hubungan Indonesia dan Korsel
Baca Juga: Wow! Polandia Belanja Alutsista dari Korsel Senilai Rp85,9 Triliun
1. Korsel butuh banyak tenaga kerja asing
Takdir mengatakan, pada 2019, Malaysia, Taiwan, dan Hong Kong merupakan tiga negara destinasi utama bagi para pekerja migran Indonesia mencari nafkah.
“Namun, beberapa tahun terakhir ternyata di Korsel juga banyak pekerja migran kita yang merupakan skilled labour,” kata Takdir dalam paparannya secara daring di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta.
Menurut dia, meningkatnya kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Korsel merupakan salah satu faktor mengapa Negeri Ginseng ini menjadi favorit dari para pekerja migran Indonesia.
“Pada 2019, 42 persen tenaga kerja Indonesia merupakan skilled labour,” kata dia.
Takdir menambahkan, efek aging population shifting di Korsel juga telah mempengaruhi perekonomian dan keamanan nasional. Dengan demikian, dalam konteks ekonomi, Korsel membutuhkan lebih banyak tenaga kerja.
“Sektor pertambangan dan manufaktur di Korsel menyerap banyak tenaga kerja asing dan mayoritas mereka mengoperasikan mesin dan assembling,” ujarnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Erick Thohir: Industri Kreatif Indonesia Bisa Saingi Korsel
Baca Juga: Ajak CEO Korsel Investasi di Indonesia, Jokowi: Ada Kendala Lapor Saya