Dubes Rusia: Indonesia Berhasil Lawan Tekanan dari Barat
Posisi Indonesia disebut seimbang di tengah krisis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presidensi Indonesia di G20 sedang disorot karena Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk datang ke KTT G20 di Bali, November mendatang.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, posisi Indonesia cukup sulit dalam presidensi ini. Namun, Indonesia memilih untuk tetap netral dan seimbang.
Baca Juga: Wakil Dubes Inggris: Posisi RI di G20 Sulit karena Rusia
1. RI dapat banyak tekanan dari Barat soal Ukraina
Vorobieva mengatakan, Indonesia menolak ‘menyerah’ pada tekanan dari Barat terkait melarang Rusia hadir di KTT G20 karena situasi perang di Ukraina.
“Indonesia tidak ikut dalam perang ekonomi melawan Rusia dan tentu saja Indonesia mendapat tekanan dari Barat. Namun, sejauh ini mereka menentang dan tetap pada politik bebas aktif mereka,” kata Vorobieva, dikutip dari Sputnik, Rabu (18/5/2022).
Tentu saja, lanjutnya, Indonesia memperhitungkan hubungan bilateral dengan Rusia. Vorobieva menyebut, Rusia dan Indonesia memiliki proyek investasi dan perdagangan yang berkembang cukup baik selama ini.
Baca Juga: Menkeu: Butuh Kesepakatan Bersama bila Ingin Coret Rusia dari KTT G20