TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu China Harap Proyek Kereta Cepat Segera Rampung

Kereta cepat Jakarta Bandung diperkirakan kelar Juli 2023

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri China Qin Gang dalam JCBC ke-4 Indonesia dan China di Jakarta. (dok. Kemlu RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri China Qin Gang berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya. Qin Gang bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi serta kunjungan kehormatan ke Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo.

Bertemu dengan Retno, salah satu isu yang dibahas adalah ekonomi dan investasi. Namun, Qin Gang menegaskan, China berharap agar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung segera rampung.

"Kami berdua berbagi pandangan bahwa proyek kereta cepat di Jakarta bakal diselesaikan tepat waktu," kata Qin Gang, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Baca Juga: Jokowi Terima Menlu China, Proyek Kereta Cepat Turut Dibahas

Baca Juga: Pinjaman Kereta Cepat Rp8,3 T ke China Dipastikan Tak Bebani KAI

1. Indonesia ajukan pinjaman ke China untuk kereta cepat

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri China Qin Gang dalam JCBC ke-4 Indonesia dan China di Jakarta. (dok. Kemlu RI)

Indonesia mengajukan pinjaman ke China Development Bank (CDB) untuk menambal pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pinjaman yang akan diajukan kepada bank China tersebut sebesar 550 juta dolar setara Rp8,36 triliun (kurs Rp15.200).

"Itu porsi nanti yang kita membutuhkan itu sekitar 550 juta dolar AS, peminjamannya kita sedang ajukan ke CDB," kata Tiko ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (13/2/2023).

Baca Juga: Ada Kereta Cepat, Pemerintah Mau Argo Parahyangan Jadi Kereta Logistik

2. Pinjaman dalam tahap negosiasi

Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KJCB) oleh PT KCIC (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Mengenai pembengkakan biaya pembangunan kereta cepat, dia menjelaskan bahwa sudah ada kesepakatan angka sebesar 1,2 miliar dolar AS. Angka tersebut sekarang sedang didiskusikan dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk disetujui di komite.

Lebih, lanjut mengenai pinjaman sebesar 550 juta dolar AS sedang dalam tahap negosiasi untum menyepakati struktur final dan harga. Nantinya pinjaman tersebut akan menjadi utang PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

"Harusnya dalam dua minggu ke depan kita akan punya stuktur final dan harganya, itu ke KAI nanti loan-nya (pinjamannya) dan diturunkan dalam bentuk ekuitas ke KCIC (PT Kereta Cepat Indonesia China)," tambahnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya