TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Militer Sri Lanka Lepas Tembakan untuk Bubarkan Kerusuhan di SPBU

Kelangkaan BBM di Sri Lanka makin parah

Seorang wanita memindahkan tabung gas saat dia antre membeli gas di sebuah distributor di Colombo, Sri Lanka, pada 1 Juni 2022, di tengah krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka. (ANTARA FOTO/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE)

Jakarta, IDN Times - Militer Sri Lanka melepas tembakan untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi di sebuah SPBU karena antrean mengular.

Kejadian ini terjadi di Visuvamadu, di utara Kolombo pada Sabtu (18/6/2022) malam, setelah sebuah SPBU kehabisan bahan bakar dan antrean masih panjang menunggu giliran.

Baca Juga: Krisis Ekonomi Makin Parah, Warga Sri Lanka Berebut Antre Paspor

1. Orang-orang melempari batu dan merusak kendaraan

Peta Sri Lanka (Dok. tangkapan layar Google Maps)

Juru bicara militer Sri Lanka, Nilantha Premaratne, mengatakan bahwa sekelompok orang melempari SPBU dengan batu dan merusak sejumlah kendaraan, termasuk kendaraan militer.

Dilansir Al Jazeera, Senin (20/6/2022), setidaknya empat warga sipil dan tiga tentara terluka ketika militer melepaskan tembakan.

Selain itu, ada sejumlah bentrokan yang terjadi di tiga lokasi selama akhir pekan.

2. Solusi dari pemerintah atasi kelangkaan BBM

Presiden Sri Lanka Gotabaya Sri Lanka (tengah) (twitter.com/GotabayaR)

Sri Lanka, yang kini sedang dilanda krisis ekonomi paling buruk selama sejarah negara itu, kehabisan uang untuk mengimpor kebutuhan pokok seperti bahan makanan, BBM, dan obat-obatan.

Pemerintah Sri Lanka menetapkan empat hari kerja dalam sepekan bagi pekerja sektor publik, untuk membantu mengatasi kekurangan bahan bakar dan meminta agar warga menanam bahan pangan sendiri.

Lebih dari 22 juta orang di negara tersebut harus mengantre berjam-jam di SPBU, dan mengalami pemadaman listrik selama berbulan-bulan.

Sri Lanka juga mengerahkan polisi dan militer untuk menjaga sejumlah SPBU yang rentan dengan munculnya kerusuhan.

Baca Juga: Sri Lanka Cari Pendanaan Rp70 Triliun untuk Bayar Impor

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya