TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Moderator Pingsan, Debat Calon PM Inggris Disetop 

Debat ini diselenggarakan oleh saluran televisi Talk TV

Rishi Sunak (instagram.com/rishisunakmp)

Jakarta, IDN Times - Program debat di sebuah saluran televisi di Inggris yang mempertarungkan dua kandidat perdana menteri, harus dibatalkan lantaran sang moderator pingsan.

Laju pemilihan ketua Partai Konservatif dan perdana menteri Inggris kini cukup memanas dengan menyisakan dua kandidat yaitu eks menteri keuangan Rishi Sunak dan Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss.

Baca Juga: Jika Terpilih Jadi PM Inggris, Rishi Sunak Janji Bakal Keras ke China

Baca Juga: Eks Menkeu Inggris, Rishi Sunak Siap Maju Jadi PM Inggris

1. Moderator tiba-tiba pingsan saat siaran langsung

Peristiwa ini terjadi saat acara disiarkan langsung di saluran televisi Talk TV pada Selasa (26/7/2022) malam, waktu setempat. Saat itu, kamera sedang tertuju pada Truss dan tiba-tiba terdengar suara yang cukup kencang seperti ada yang jatuh dan seketika Truss berkata “ya ampun”. Siaran langsung pun langsung diputus segera.

“Moderator Kate McCann pingsan, namun dia baik-baik saja. Pihak rumah sakit menganjurkan kami tidak melanjutkan acara debat. Kami meminta maaf kepada penonton,” sebut pernyataan dari Talk TV, dikutip dari Strait Times.

Baca Juga: Kepala MI6 Inggris: Iran Sebenarnya Ogah Teken Kesepakatan Nuklir

2. Sunak dan Truss bersaing untuk gantikan Boris Johnson

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss. (Instagram.com/elizabeth.truss.mp)

Usai pemilihan di parlemen, kandidat PM Inggris menyisakan Sunak dan Truss. Keduanya kini harus meyakinkan parlemen serta publik, untuk bisa memperbaiki situasi politik Inggris.

Sunak sendiri berjanji akan bersikap keras terhadap China. Bahkan, ia menyebut China adalah ancaman nomor satu bagi keamanan domestik dan global. Komentar ini ia lontarkan setelah saingannya, Liz Truss, menudingnya cukup lemah ketika berhadapan dengan China dan Rusia.

Sementara, Truss lebih menekankan untuk menyatukan parlemen Inggris dan juga memimpin Inggris dalam masa-masa sulit.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya