TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nestapa Perempuan Afghanistan di Satu Tahun Kekuasaan Taliban 

Perempuan Afghanistan kian sengsara

Pejuang hak perempuan Afganistan dan aktivis sipil melakukan protes menyerukan kepada Taliban untuk meneruskan prestasi mereka dan pendidikan, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afganistan, Jumat (3/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Jakarta, IDN Times - Satu tahun sudah Taliban memimpin Afghanistan. Namun, perempuan Afghanistan masih sengsara. Bahkan demonstrasi para perempuan Afghanistan dibubarkan oleh Taliban dengan tindakan represif pada Sabtu (13/8/2022) kemarin.

Padahal, saat Taliban menggulingkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, mereka berjanji akan mengendorkan peraturan terkait hak-hak perempuan.

Baca Juga: Nasib Perempuan Afghanistan di Bawah Dekrit Taliban soal Menutup Wajah

Baca Juga: Kisah Perempuan Afghanistan: Dipukuli dan Diancam Dibunuh Taliban 

1. Perempuan harus memakai cadar dan dilarang bekerja di sektor pemerintah

Cuplikan suasana di wilayah yang dikuasai Taliban. twitter.com/pagossman

Saat ini, dilaporkan puluhan ribu anak perempuan telah dilarang masuk sekolah menengah. Perempuan juga dilarang bekerja di sektor pemerintahan. Dikutip dari Channel News Asia, Senin (15/8/2022), sejak Mei 2022 kemarin, para perempuan di Afghanistan diharuskan memakai cadar atau burqa.

Perempuan juga dilarang bepergian sendirian ketika melakukan perjalanan jauh. Mereka hanya diperbolehkan mengunjungi taman umum dan taman di ibu kota pada hari-hari tertentu.

“Sejak hari mereka datang, hidup ini telah kehilangan maknanya,” kata Ogai Amail, seorang warga Kabul.

“Semuanya telah direbut dari kami, mereka bahkan telah memasuki ruang pribadi kami,” tuturnya.

Baca Juga: Didemo Wanita Afghanistan, Taliban Bubarkan Massa Pakai Cara Brutal

2. Demo perempuan Afghanistan menentang Taliban

Pada Sabtu (13/8/2022) kemarin, puluhan perempuan Afghanistan berdemo dengan membawa spanduk bertuliskan “15 Agustus adalah hari hitam”, merujuk pada setahun setelah Taliban berkuasa.

“Keadilan, keadilan. Kami muak dengan ketidaktahuan,” kata para demonstran, yang juga tidak mengenakan cadar. 

Namun, demo tersebut langsung dibubarkan oleh Taliban. Para pengunjuk rasa terlihat dikejar, dipukuli, dan diberi tembakan peringatan ketika demonstrasi berlangsung di Kementerian Pendidikan Afghanistan. Beberapa jurnalis juga terlihat dipukuli oleh para pejuang Taliban ketika sedang meliput aksi unjuk rasa.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya