TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pejabat AS: Balon Mata-mata China Kumpulkan Data Intelijen 

Balon ini juga kirim data secara real time ke China

Potret balon mata-mata milik China yang mengudara di wilayah udara negara bagian Carolina Selatan, Amerika Serikat (twitter.com/RobSchneider)

Jakarta, IDN Times - Balon mata-mata China yang sempat membuat heboh Amerika Serikat (AS) disebut dapat mengirimkan data real time ke Beijing. Balon mata-mata ini juga disebut mengumpulkan data dari bebarapa fasilitas militer AS.

Dilansir dari NBC, Selasa (4/4/2023), dua pejabat senior AS dan satu eks pejabat administrasi senior membeberkan hal ini.

“Data intelijen yang dikumpulkan China sebagian besar dari sinyal, bisa diperoleh dari sistem senjata termasuk komunikasi personel di pangkalan. Bukan foto,” ungkap para pejabat tersebut.

Baca Juga: China Tangkap Warga Jepang, Diduga Mata-mata!

Baca Juga: Fix! Putin Bakal Taruh Nuklir Taktis Rusia di Belarus

1. Pentagon belum bisa mengonfirmasi kebenarannya

Meski demikian, Pentagon belum dapat memverifikasi laporan ini.

“Saya tidak dapat mengonfirmasi bahwa ada transmisi real time dari balon kembali ke China. Itu sesuatu yang sedang kami analisis sekarang,” kata Juru Bicara Pentagon, Sabrina Singh.

Balon mata-mata China ini diketahui terbang lalu lalang selama sepekan di langit AS dan Kanada.

Baca Juga: Filipina Minta China Tak Melakukan Intimidasi di Laut China Selatan 

2. Ditembak jatuh setelah sempat dibiarkan terbang

Presiden AS Joe Biden (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Balon mata-mata ini akhirnya ditembak jatuh pada Februari 2023 lalu, setelah sempat dibiarkan oleh administrasi Presiden AS Joe Biden.

Biden memerintahkan jet tempur F-22 Raptor AU AS setelah balon mata-mata China itu memasuki kawasan Samudra Atlantik.

AS menyatakan bahwa China telah menerbangkan balon mata-mata ke lebih dari 40 negara di lima benua.

Juru Bicara Pentagon, Patrick Ryder, mengatakan bahwa isu balon mata-mata ini tengah menjadi perhatian dan tantangan dari AS.

“Fakta bahwa kami tahu ada balon-balon ini terlihat dan beroperasi setidaknya di lima benua seperti Amerika Latin, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur dan Eropa,” kata Ryder, dikutip dari laman situs Pentagon, bulan lalu.

Baca Juga: China Siap Negosiasi Code of Conduct Laut China Selatan 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya