TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemungutan Suara Perdana Menteri Thailand di Parlemen Ditunda

Calon PM Thailand, Pita Liemjaroenrat juga dijegal

Wiang Kum Kam, Thailand (unsplash.com/Mathew Schwartz)

Jakarta, IDN Times - Ketua Parlemen Thailand menunda pemungutan suara putaran kedua di parlemen dalam pemilihan umum perdana menteri berikutnya. Hal itu dikarenakan adanya kebuntuan politik sejak putaran pertama pemilu pada Mei 2023 lalu.

“Tidak akan ada pertemuan pada 27 Juli,” kata Ketua DPR, Wan Muhamad Noor Matha, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (26/7/2023).

Pemungutan suara di parlemen putaran kedua ini sedianya bakal digelar pada Kamis, 27 Juli 2023, karena Pita Limjaroenrat, pemimpin Partai Move Forward yang memenangkan suara pemilu putaran pertama gagal membentuk pemerintahan baru karena kurangnya suara mayoritas di parlemen.

Pita menghadapi perlawanan keras dari lawan konservatifnya di Senat yang didominasi oleh militer Thailand.

Baca Juga: Jelang Pemilu Thailand, Anak Muda Ingin Perubahan

Baca Juga: Ribuan Demonstran Protes usai Pita Limjaroenrat Gagal Jadi PM Thailand

1. Anak muda Thailand menolak kepemimpinan militer lagi

PM Prayuth Chan ocha (instagram.com/prayutofficial)

Mayoritas pemilih di Thailand kini kembali menolak pemerintahan militer yang sudah berjalan selama 10 tahun terakhir.

Pada pemilu Mei 2023, Move Forward berada di urutan pertama dan diikuti partai koalisinya, Pheu Thai, yang merupakan partai Thaksin Shinawatra dan Yingluck Shinawatra, eks PM Thailand.

Namun, di bawah konstitusi Thailand dan juga diatur oleh militer, anggota Senat yang ditunjuk oleh militer ini menggagalkan upaya Pita untuk memenangkan kursi mayoritas.

Baca Juga: Pencalonan PM Thailand Buntu, Move Forward Dorong Partai Koalisinya

2. Pheu Thai juga alami kendala sama dengan Move Forward

Sementara itu, Move Forward memberikan jalan bagi Pheu Thai untuk membentuk pemerintahan. Namun, Partai Pheu Thai juga diduga akan menghadapi rintangan yang sama seperti Move Forward. Pheu Thai sendiri memiliki rivalitas yang cukup tinggi dengan militer.

Selain Pheu Thai, ada tujuh partai lagi yang berkoalisi mendukung Move Forward. Meski demikian, ada spekulasi bahwa bisa saja Thailand menggelar pemilihan umum ulang.

Baca Juga: Oposisi Berjaya di Pemilu Thailand, Militer Bakal Lengser?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya