TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penentuan Siapa Perdana Menteri Malaysia Masih Alot, Kenapa?

Partai politik dipanggil ke Istana Negara

Anwar Ibrahim di Pemilu Malaysia. (twitter.com/anwaribrahim)

Jakarta, IDN Times - Rakyat Malaysia masih menunggu siapa perdana menteri mereka selanjutnya selepas pemilihan umum yang digelar 19 November 2022 lalu, mengalami kebuntuan.

Dari seluruh partai politik dan koalisi, tidak ada satupun yang berhasil meraup kursi mayoritas di parlemen, yaitu 112 kursi.

Pakatan Harapan mendapatkan 82 kursi majelis rendah. Sedangkan aliansi Perikatan Nasional meraup 73 kursi. Sementara Barisan Nasional, koalisi dari Partai UMNO hanya meraup 30 kursi parlemen.

Hal ini membuat parlemen di Malaysia menjadi parlemen gantung. Raja Malaysia atau Yang Dipertuang Agong harus turun tangan untuk memilih siapa perdana menteri Malaysia berikutnya.

Baca Juga: Pemilu Malaysia, Partai Anwar Ibrahim Kuasai Parlemen

1. Partai politik dan koalisi dipanggil ke Istana Negara

Anwar Ibrahim di Pemilu Malaysia. (twitter.com/anwaribrahim)

Dilansir Channel News Asia, Rabu (23/11/2022), partai politik dan koalisi Negeri Jiran bahkan sampai dipanggil ke Istana Negara untuk memecahkan kebuntuan ini.

Kemarin, Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim dan Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin telah dipanggil ke Istana. Namun, belum ada keputusan siapa perdana menteri selanjutnya.

Konstitusi Federal Malaysia memiliki aturan bahwa adanya wewenang Raja Malaysia untuk menunjuk perdana menteri yang memiliki dukungan mayoritas dalam parlemen.

2. Perikatan Nasional menolak berkoalisi dengan Pakatan Harapan

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. (ANTARA Foto/Ho-FB Muhyiddin)

Sementara itu, Muhyiddin mengaku menolak permintaan Raja Malaysia untuk membentuk koalisi dengan Pakatan Harapan, partai Anwar.

“Kami tidak akan kolaborasi dengan Pakatan, walaupun sudah ditawar oleh Raja,” ucap Muhyiddin, yang juga eks PM Malaysia. 

Di sisi lain, Anwar menyatakan bahwa belum ada keputusan dari Raja terkait siapa perdana menteri berikutnya.

“Jadi setelah Raja memberi dan menerima baik pandangan dan semangat pemerintahan persatuan, yang kebetulan juga saya sebutkan, saya juga memberikan pandangan saya. Mari beri waktu bagi kita dan Raja untuk memutuskan atas kebijakannya sendiri,” kata Anwar.

“Dan pemerintahan yang dibentuk InsyaAllah harus mewakili semua partai, semua ras, dan semua daerah,” lanjut dia.

Baca Juga: Pemilu Malaysia: Mahathir Mohamad Kalah Telak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya