TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RI Tak Akan Surut Bela Palestina meski Tim Israel Datang

Posisi Indonesia terhadap Palestina tetap kuat

Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Pengamat hubungan internasional Hikmahanto Juwana mengatakan Indonesia tidak harus surut berjuang demi kemerdekaan Palestina, meski timnas U-20 Israel datang ke Indonesia untuk bertanding.

Polemik kedatangan timnas U-20 Israel ini masih cukup panas bergulir di Indonesia, lantaran dianggap tak sejalan dengan posisi Indonesia yang selama ini kuat membela Palestina.

“Tekad Indonesia untuk memperjuangkan tanah rakyat Palestina yang saat ini diduduki oleh Israel tidak seharusnya dihubungkan dan menyurutkan tekad tersebut dengan hadirnya Timnas U-20 Israel yang telah lolos kuakifikasi,” kata Hikmahanto, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/3/2023).

Ada sejumlah alasan yang dipaparkan Hikmahanto terkait isu kedatangan timnas U-20 Israel yang tidak seharusnya dikaitkan dengan masalah politik.

Baca Juga: Israel Sahkan UU yang Bisa Lindungi PM Benjamin Netanyahu

1. Indonesia tidak bisa lakukan intervensi soal tim

Instagram/@hikmahantojuwana

Pertama, ucap Hikmahanto, Indonesia tidak bisa melakukan intervensi event yang diselenggarakan event organizer seperti FIFA.

“Pemerintah Indonesia tidak memiliki kendali tim mana yang boleh dan tidak boleh berlaga di Indonesia. Sekali menyediakan diri sebagai tuan rumah maka Indonesia harus menerima siapapun negara yang dinyatakan lolos kualifikasi,” ungkapnya.

Kedua, tidak memiliki hubungan diplomatik tidak berarti hubungan dagang, sosial, budaya dan olah raga tidak bisa dilakukan antara Indonesia dan Israel.

“Indonesia dengan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik namun investasi Taiwan di Indonesia termasuk yang terbesar. Bahkan banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan,” tuturnya lagi.

2. Tidak punya hubungan diplomatik tidak berarti tak bisa berkunjung

Lokasi gempuran Artileri Israel di Gaza ketika perang besar antara Hamas dan Israel berlangsung, pada tahun 2014 silam. twitter.com/WomenForPal

Ketiga, tidak memiliki hubungan diplomatik tidak berarti warga dari negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik tidak dapat saling berkunjung.

“Warga Indonesia misalnya kerap berkunjung ke Israel untuk dapat berziarah di Masjidil Aqsa. Demikian juga warga Israel berkunjung ke Indonesia untuk menjalin bisnis dengan mitra Indonesianya,” tukas guru besar Hukum Internasional Universitas Indonesia ini.

Visa untuk berkunjung biasanya didapat dari masing-masing kedubes negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik di negara ketiga.

Dia menambahkan, seperti warga Indonesia mendapatkan visa berkunjung ke Israel dari Kedubes Israel di Mesir atau Yordania. Sementara warga Israel mendapatkan visa dari Kedubes Indonesia di Singapura.

Terakhir, dalam memperjuangkan nasib rakyat Palestina, pihak yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah pemerintah zionis Israel berikut kebijakannya untuk menduduki tanah Palestina.

“Pemerintah Indonesia sama sekali tidak sedang berhadapan dengan warga atau rakyat Israel yang didalamnya tidak hanya beragama Yahudi, tetapi juga muslim dan kristiani,” ucap dia lagi.

Baca Juga: Ketum PBNU soal Timnas Israel Datang ke RI: Apakah Palestina Rugi? 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya