TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selandia Baru Buka Opsi Mau Gabung AUKUS 

Selandia Baru tetap berprinsip bebas nuklir

PM Australia Anthony Albanese, Presiden AS Joe Biden dan PM Inggris Rishi Sunak bertemu dalam kerangka AUKUS. (dok. Twitter @RishiSunak)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Selandia Baru mengonfirmasi sedang mendiskusikan untuk bergabung dengan perjanjian AUKUS bersama dengan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia.

“Kami ditawari kesempatan untuk berbicara soal apakah kami dapat atau ingin berpartisipasi dalam aspek pilar tersebut,” kata Menteri Pertahanan Selandia baru, Andrew Little, dikutip dari The Guardian, Rabu (29/3/2023).

“Saya telah mengindikasikan bahwa kami bersedia untuk eksplor terlebih dahulu,” lanjut dia.

Pernyataan ini dikeluarkan Wellington sepekan setelah Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta bertemu dengan para diplomat China dan menyuarakan keprihatinan soal kerja sama AUKUS ini, di mana Australia juga bakal membeli kapal selam bertenaga nuklir dari AS.

Baca Juga: Resmi! Chris Hipkins Jadi PM Selandia Baru Ganti Jacinda Ardern 

Baca Juga: 5 Fakta Chris Hipkins, Calon PM Selandia Baru usai Mundurnya Ardern 

1. Belum ditawari untuk bergabung

Namun, Little menegaskan bahwa Selandia Baru belum ditawari untuk bergabung. Sementara posisi Negeri Kiwi ini berada di dalam posisi anti-nuklir.

“Setiap anggota AUKUS tidak dapat mengompromikan kewajiban hukum kami dan komitmen moral kami untuk bebas nuklir,” ujarnya.

Little sendiri beranggapan bahwa keanggotaan di dalam AUKUS adalah soal teknologi, yang diperlukan untuk melindungi personel pertahanan.

Baca Juga: 10 Alasan Kamu Harus Pertimbangkan ke Selandia Baru untuk Cari Kerja

2. Selandia Baru sempat khawatir dengan gerak Australia

Sementara itu, Selandia Baru memiliki kekhawatiran lain soal AUKUS, termasuk bahwa perjanjian ini bisa saja membahayakan Perjanjian Rarotonga, di mana perjanjian ini menetapkan wilayah Pasifik Selatan bebas senjata nuklir.

“Kekhawatiran kami bukan melihat sisi militerisasi Pasifik tapi soal Rarotonga,” ujar Menlu Selandia Baru, Nanaia Mahuta.

Australia sendiri merupakan negara yang meneken Perjanjian Rarotonga.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya