TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stres Masalah Ekonomi, Angka Perceraian di Korut Melonjak 

Pasutri yang ingin bercerai mayoritas masih muda

ilustrasi wisata di Pyongyang (unsplash.com/@thoeva)

Jakarta, IDN Times - Kasus perceraian di Korea Utara (Korut) akhir-akhir ini cukup meningkat. Salah satu pemicu kasus perceraian ini adalah stres soal masalah ekonomi.

Pemerintah Korut bahkan harus mencegah perceraian dengan memberlakukan kuota cerai di mana pasangan suami istri yang ingin bercerai harus menunggu beberapa tahun jika kuota tahun ini sudah penuh.

Baca Juga: Parlemen AS dan Korsel Sepakat untuk Denuklirisasi Korea Utara

1. Pasutri yang bercerai masih muda

Korea Utara (churchinneed.org)

Dilansir dari Radio Free Asia, Senin (8/8/2022), sejumlah sumber mengatakan bahwa pasangan suami istri yang bercerai mayoritas adalah pasangan muda.

“Di depan kantor pengadilan, banyak laki-laki dan perempuan yang masih muda berkumpul untuk bertemu pengacara guna meminta bercerai dari pasangannya,” kata sumber tersebut.

Namun, biasanya pengadilan di Korut tidak mengizinkan adanya perceraian kecuali ada alasan yang kuat dan tidak bisa dihindari.

2. Cerai karena kesulitan ekonomi

ilustrasi masyarakat Pyongyang (unsplash.com/@thoeva)

Salah satu alasan para pasangan suami istri di Korut adalah masalah ekonomi. Mereka mengaku stres karena masalah tersebut, terlebih saat dilanda pandemik COVID-19.

“Warga frustasi karena kesulitan ekonomi. Harga pangan terus naik. sementara pemerintah, pejabat dan orang kaya yang tak punya masalah keuangan sibuk mementingkan diri mereka sendiri,” ujar sumber tersebut.

Baca Juga: 6 Kisah BTS Cast Money Heist Korea, Belajar Dialek Korea Utara!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya