TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19 Melonjak, China Tambah Rumah Sakit dan Fasilitas ICU

China ingin seluruh lansia dapatkan vaksinasi

Ilustrasi tenaga medis (unsplash.com/Shengpengpeng Cai)

Jakarta, IDN Times - China mengerahkan lebih banyak fasilitas perawatan intensif dan berupaya memperkuat layanan rumah sakit pada Minggu (11/12/2022). Hal itu untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19 yang muncul di beberapa wilayah.

Dilansir Associated Press, dalam rapat Kabinet pada Kamis (8/11/2022), pemerintah menyerukan mobilisasi penuh untuk pelayanan rumah sakit, termasuk penambahan staf medis dan meningkatkan pasokan obat. Para pejabat juga diminta melacak kesehatan semua penduduk yang berusia 65 tahun ke atas.

Tidak ada rincian berapa jumlah infeksi yang meningkat usai kebijakan nol-COVID dilonggarkan. Namun, berdasarkan kabar dari media sosial, terdapat wabah di banyak pusat bisnis dan sekolah di seluruh wilayah.

Baca Juga: China Diprediksi Pulih dari Penyebaran COVID-19 Tahun Depan

1. Kondisi terkini China usai kebijakan COVID-19 dilonggarkan

Ilustrasi masyarakat (Unsplash.com/Joshua Fernandez)

Fasilitas pengujian virus di Runfeng Shuishang di kota Beijing ditutup usai semua karyawannya terinfeksi, ujar otoritas setempat melalui akun media sosialnya, Sabtu (10/12/2022).

Pada Minggu, pemerintah melaporkan ada 10.815 kasus baru, termasuk 8.477 tanpa gejala. Angka itu merupakan seperempat dari kasus harian tertinggi pada pekan sebelumnya, yaitu sebanyak 40 ribu kasus.

Namun, angka itu berdasarkan orang-orang yang telah diuji setelah dirawat di rumah sakit, atau mereka yang beraktivitas di sekolah maupun tempat berisiko tinggi lainnya. 

Pejabat Komisi Kesehatan Nasional (NHC) di Provinsi Shaanxi di barat China, Yun Chunfu, mengatakan telah menyisihkan 22 ribu tempat tidur rumah sakit untuk pasien COVID-19 dan. 

Selain itu, pemerintah juga siap meningkatkan kapasitas perawatan intensifnya sebesar 20 persen dengan cara mengubah tempat tidur lain. Beberapa kota juga mempercepat peningkatan pelayanan rumah sakit bagi pasien kritis.

“Setiap kota diharuskan menunjuk rumah sakit dengan kekuatan komprehensif yang kuat dan tingkat perawatan yang tinggi” kata Yun pada konferensi pers, dikutip dari Associated Press.

Direktur Umum Biro Administrasi Medis NHC, Jiao Yahui, pada Jumat (9/12/22) mengatakan China memiliki 138 ribu tempat tidur untuk perawatan intensif. 

Dalam rapat kabinet pada Kamis, dikatakan bahwa sumber daya kesehatan didistribusikan secara tidak merata. Hal itu terlihat dari pengerahan tempat tidur untuk rumah sakit yang terkonsentrasi di Beijing, Shanghai, dan kota-kota lain di pantai timur yang makmur.

Oleh karena itu, dalam pernyataan Kabinet, pemerintah meminta para pejabat untuk memastikan daerah pedesaan memiliki akses yang adil terhadap fasilitas perawatan dan obat-obatan.

2. China kemungkinan kembali terapkan nol-COVID untuk percepat vaksinasi lansia

Ilustrasi medis (unsplash.com/Xiangkun ZHU)

Melansir CNBC, meski kebijakan nol-COVID mulai dilonggarkan, pakar kesehatan dan ekonom mengatakan bahwa aturan itu kemungkinan akan tetap berlaku setidaknya hingga pertengahan 2023. Ini karena jutaan penduduk lanjut usia (lansia) masih perlu divaksinasi.

Hal itu berdasarkan kampanye China pada minggu lalu, yang menginginkan para lansia mendapatkan vaksinasi. Sebuah rencana yang kemungkinan akan menghabiskan waktu berbulan-bulan.

Para ahli itu juga memperingatkan, China kemungkinan akan berubah arah dan kembali menerapkan pembatasan, apabila muncul kekhawatiran bahwa rumah sakit akan kewalahan menangani pasien corona.

Baca Juga: China Longgarkan Kebijakan COVID-19, Apa Saja Aturannya?

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya