TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Investigasi Sebut AS Dalangi Bom Nord Stream, Rusia: Harus Dihukum!

AS dilaporkan dalangi sabotase pipa Rusia  

Ilustrasi pipa gas (unsplash.com/Quinten de Graaf)

Jakarta, IDN Times - Beberapa pejabat Rusia, pada Kamis (9/2/2023), mengatakan pihak yang menyabotase pipa gas Nord Stream harus dihukum. Pernyataan itu muncul usai beredar laporan bahwa Amerika Serikat (AS) mendalangi serangan tersebut.

Pada 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan pada kedua jalur pipa dan ledakan yang terdeteksi seismolog. Insiden itu kemudian menuai spekulasi tentang pihak yang menyabotase jalur pipa milik Rusia.

Seymour Hersh, seorang jurnalis investigasi yang meraih penghargaan Pulitzer, dalam laporannya mengatakan bahwa angkatan laut AS menghancurkan jaringan pipa dengan bahan peledak atas perintah Presiden AS Joe Biden. 

Baca Juga: Myanmar-Rusia Kerja Sama Pengembangan Teknologi Energi Nuklir

1. Rusia ingin kasus sabotase dibawa ke tahap penyelidikan   

Ilustrasi hukum (unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Melansir Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, investigasi Hersh layak mendapatkan sorotan lebih. Dia pun terkejut laporan itu tidak diliput lebih lengkap oleh media Barat.

"Dunia harus menemukan kebenaran tentang siapa yang melakukan tindakan sabotase ini. Ini adalah preseden yang sangat berbahaya, jika seseorang melakukannya sekali, mereka dapat melakukannya lagi di manapun di dunia," kata Peskov.

Kemudian, dia menyerukan digelarnya penyelidikan internasional untuk menghukum pihak yang menyerang infrastruktur krusial milik Rusia.

"Tidak mungkin meninggalkan ini tanpa mengungkap mereka yang bertanggung jawab dan menghukum mereka," ujarnya.

Sebelumnya, Moskow berkali-kali menuduh pihak Barat mendalangi ledakan pipa Nord Stream 1 dan 2. Proyek infrastruktur senilai miliaran dolar itu digunakan Rusia untuk mengalirkan gasnya ke Jerman.

2. AS dilaporkan pasang bahan peledak di jalur pipa Rusia   

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

Jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 berada dibawah Laut Baltik. Adapun alasan Rusia memilih rute tersebut untuk menghindari wilayah Ukraina dalam mengekspor gasnya ke Eropa Barat.

Sebelumnya, penyelidik dari Swedia dan Denmark mengatakan, bocornya pipa Nord Stream disebabkan oleh sabotase. Namun keduanya belum menyimpulkan siapa dalang di balik ledakan itu.

Dalam investigasi berjudul “How America Take Out The Nord Stream Pipeline”, Hersh mengatakan bahwa AS membuat rencana itu pada 2021 untuk menghancurkan jaringan pipa Rusia.

Lebih lanjut dari laporan Hersh, operasi rahasia itu dilakukan berdasarkan rencana Badan Intelijen Pusat (CIA), yaitu dengan menempatkan bahan peledak di bagian pipa.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, AS terlibat langsung dalam sabotase pipa.

Baca Juga: Moldova Tuduh Rusia Lancarkan Perang Hybrid di Negaranya

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya