PBB Desak Rusia-Ukraina Terapkan Demiliterisasi di PLTN Zaporizhzhia
Bencana nuklir seperti tragedi Chernobyl bisa terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Badan pengawas atom dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Selasa (6/8/2022), mendesak Rusia dan Ukraina untuk membentuk zona perlindungan keselamatan di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Hal itu diungkapkan di tengah kekhawatiran tragedi Chernobyl terulang kembali.
Saran tersebut muncul setelah utusan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengunjungi PLTN Zaporizhzhia. Pihaknya menyerukan agar penembakan di sekitar pabrik harus dihentikan, demi menghindari kerusakan lebih lanjut.
“Ini membutuhkan persetujuan dari semua pihak terkait pembentukan zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar pembangkit," kata PBB laporan IAEA.
Baca Juga: Krisis Keamanan di Ukraina, Kherson Tunda Referendum Gabung Rusia
1. IAEA ingin ada zona aman di sekitar wilayah PLTN
Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, yang memimpin inspeksi itu, menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan PBB terkait hasil investigasi dari kondisi PLTN, dikutip dari Associated Press.
Menjelang presentasi Grossi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menuntut Rusia dan Ukraina berkomitmen untuk menghentikan semua aktivitas militernya. Dia juga menyetujui terkait adanya upaya perbatasan demiliterisasi di sekitar pabrik.
“Komitmen dari pasukan Rusia untuk menarik semua personil dan peralatan militer dari perimeter itu, serta komitmen oleh pasukan Ukraina untuk tidak bergerak ke dalamnya," kata Guterres.
Dia juga memperingatkan bahwa kerusakan di pabrik, baik disengaja atau tidak, tetap berpotensi menyebabkan bencana. Diketahui, aksi penembakan masih berlanjut sehari setelah arus listrik PLTN Zaporizhzhia terputus dari jaringan listrik Ukraina pada Senin (5/9/2022).
Biasanya, pembangkit mengandalkan daya dari luar untuk menjalankan sistem pendingin yang menjaga reaktor dan bahan bakar bekasnya agar tidak terlalu panas. Hilangnya sistem pendingin berpotensi menyebabkan kehancuran atau pelepasan radiasi lainnya.
"Untuk profesional proteksi radiasi, untuk Ukraina dan bahkan orang-orang Rusia, dan Eropa tengah, ini adalah waktu yang sangat mengkhawatirkan dan itu diremehkan," kata Paul Dorfman, pakar keselamatan nuklir di University of Sussex di Inggris.
Baca Juga: Intelijen AS: Rusia Beli Roket dari Korut untuk Perangi Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.