TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pejabat Korsel Didakwa atas Tragedi Itaewon, Termasuk Polisi

Mereka didakwa atas tuduhan melalaikan tugas

Tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul telan ratusan korban jiwa. (dok. Yonhap News Agency)

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Korea Selatan (Korsel) telah menetapkan enam tersangka pada tragedi di Itaewon pada 29 Oktober lalu. Mereka termasuk Kepala Kantor Polisi Yongsan, Lee Im-jae dan Ryu Mi-jin dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, atas tuduhan kelalaian kerja yang mengakibatkan kematian.

Divisi investigasi khusus, yang diluncurkan kepolisian pekan lalu, telah menyelidiki penyebab di balik insiden tersebut dan tanggapan pihak berwenang.

"Kami telah memeriksa 154 orang dan menetapkan enam orang sebagai tersangka," kata juru bicara tim tersebut, Kim Dong-wook dilansir Korea Herald.

Keenam tersangka termasuk mantan Kepala Polisi Lee dan Ryu yang bertanggung jawab atas ruang situasi Badan Kepolisian Metropolitan Seoul pada saat kejadian, dua pejabat dari tim intelijen di Kantor Polisi Yongsan, Kepala Distrik Yongsan-gu Park Hee-young, dan Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan Choi Seong-beom.

Baca Juga: Presiden Korsel Murka Tahu Polisi Tidak Tanggap soal Itaewon

1. Faktor yang menyebabkan pejabat kepolisian ditetapkan sebagai tersangka

Polisi tengah mengecek tempat kejadian perkara pasca tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam. (Dok. Yonhap)

Menurut tim investigasi khusus, Lee yang merupakan Kepala Kantor Polisi Yongsan ketika insiden itu terjadi meninggalkan sebuah restoran yang terletak di dekat stasiun pada pukul 21.47 setelah diberitahu tentang situasi yang sedang berlangsung di Itaewon.

Lee berada di mobilnya dan tiba di dekat Stasiun Noksapyeong sekitar 10 menit kemudian. Dengan lalu lintas yang padat di jalan utama Itaewon, Lee melanjutkan dengan mobil dan mencoba membuat jalan memutar untuk mendekati tempat kejadian.

Dia turun dari mobil sekitar pukul 22.55 dan tiba di lokasi kejadian pada pukul 23.05.

Sebanding dengan itu, jarak dari Stasiun Noksapyeong ke Stasiun Itaewon dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Selain itu, rekaman sirkuit tertutup di dekatnya menunjukkan Lee pada saat kedatangan berjalan dengan tangan tergenggam di belakang punggungnya.

Divisi investigasi khusus sedang mencari tahu mengapa Lee memilih untuk melanjutkan dengan mobil dan apakah dia menjalankan tugasnya dengan benar dari mobil dalam memberikan perintah di tempat kejadian. Ini juga akan mengungkap mengapa Kantor Polisi Yongsan pertama kali melaporkan bahwa Lee telah tiba di tempat kejadian sekitar pukul 22.20.

Keberadaan Kepala Distrik Yongsan-gu Park Hee-young pada hari kejadian juga sedang dipertanyakan.

Kantor distrik mengatakan Park mengunjungi kampung halamannya di Provinsi Gyeongsang Selatan dan kembali ke Seoul sekitar pukul 20.00 malam pada hari lonjakan massa. Setelah kembali ke Seoul, Park melihat sekeliling Jalan Quy Nhon di Itaewon, sekitar 130 meter dari tempat kejadian, dua kali sekitar pukul 20.20.

Namun, keraguan telah muncul mengenai ketekunan Park dalam memeriksa daerah tersebut, karena jalan yang dia patroli berada di dekat rumahnya. Laporan lokal menunjukkan bahwa Park meninggalkan pesan dalam obrolan yang mengatakan dia khawatir tentang keramaian di Itaewon tanpa tindakan lebih lanjut.

Baca Juga: Sejarah Itaewon, Kawasan Multikultural di Korea Selatan

2. Tim investigasi telusuri motif Kantor Polisi Yongsan menghapus laporan internalnya

Lokasi vigil korban tragedi Itaewon. (dok. KBRI Seoul)

Tim mencari tahu mengapa Kantor Polisi Yongsan menghapus laporan internalnya yang ditulis beberapa hari sebelum insiden, yang menunjukkan kekhawatiran akan kemungkinan ancaman keselamatan di Itaewon selama periode Halloween.

Pejabat intelijen menulis sebuah laporan yang menyerukan lebih banyak dukungan karena khawatir akan kemungkinan kecelakaan yang mengancam keselamatan yang terjadi di Itaewon karena kerumunan orang diperkirakan akan berkumpul di daerah itu selama akhir pekan Halloween.

Investigasi tim terhadap data yang dikumpulkan melalui penggerebekan yang dilakukan pada hari Rabu, bagaimanapun, menunjukkan bahwa kepala tim intelijen memerintahkan para pejabat untuk menghapus rincian, dan akhirnya memerintahkan penghapusan laporan awal setelah insiden itu terjadi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya