TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ungkit Kehebatan Indonesia di Mata Dunia, Anies: Jangan Jadi Penonton!

Indonesia miliki potensi jadi pencetus gagasan di dunia

Capres nomor 1 Anies Baswedan di CIFP 2023. (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, menilai Indonesia ke depan tidak boleh hanya menjadi penonton dalam gelanggang dunia. Indonesia harus ikut aktif menyuarakan berbagai gagasannya.

Hal ini disampaikan Anies, dalam paparannya di Conference on Indonesian Foreign Policy 2023 oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2023).

"Indonesia terlalu besar, terlalu berpotensi untuk menjadi penonton di samping," kata Anies.

Baca Juga: Anies Baswedan Ungkap 4 Tantangan Hantui Ekonomi RI

1. Indonesia harus jadi agenda setter di dunia

Museum Konferensi Asia-Afrika (kemlu.go.id/Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Menurut Anies Indonesia harus tampil di depan, dan menjadi agenda setter atau  penentu agenda dunia."Dan sudah sepatutnya kita punya sejarah yang gemilang," ujar Anies.

Mantan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini memberikan ilustrasi kehebatan Indonesia di mata dunia melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.

Itu adalah konferensi internasional pertama dunia yang difasilitasi oleh Indonesia di Bandung. Penyelenggaraan KAA ini diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan.

"Saya tunjukkan di sini beberapa ilustrasi bagaimana gagasan awal Bung Karno pada waktu itu gagasannya di konferensi asia afrika. Di saat Indonesia masih miskin. Tapi Konferensi Asia Afrika itu menjadi inspirasi di seluruh dunia. Bagaimana Spirit of Bandung itu menginspirasi para pemimpin-pemimpin gerakan kemerdekaan di Asia Afrika," papar Anies.

Baca Juga: Dampak Konferensi Asia Afrika (KAA), Cari Tahu yuk!

2. Indonesia harus munculkan lagi gagasan cemerlang

Museum Asia Afrika, salah satu landmark kota Bandung. (unsplash.com/Dewa Made Bayuputra)

Menurut Anies, kondisi Indonesia saat menyelenggarakan KAA masih dalam keadaan yang sulit. Namun, Indonesia justru mampu menghadirkan gagasan cemerlang.

"Gagasannya bukan tentang bagaimana negara lain untuk datang ke Indonesia. Gagasannya bagaimana Indonesia mengekspor gagasan, mengekspor pikiran, mengekspor terobosan-terobosan untuk menjadi inspirasi bagi dunia," jelas Anies.

Anies berujar, semangat inilah yang mesti dikembalikan. Indonesia harus berperan lebih aktif sebagai penentu di tatanan global.

"Kadang-kadang ketika kita berbicara di tatanan global, kita bicara tentang apa yang ingin kita dapatkan, langsung. Menurut saya dalam konteks ini kita harus lebih luas dan lebih panjang jangkauannya," ucap Anies.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya