Abaikan Protokol COVID, Wisatawan Membeludak di Tembok Besar Tiongkok
Pendapatan negara dari wisatawan lokal hingga Rp660 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times- Potret yang memperlihatkan Tembok Besar Tiongkok dipadati ribuan wisatawan lokal beredar di dunia maya. Banyak dari mereka abai dengan protokol kesehatan, mulai dari menurunkan masker hingga dagu, atau bahkan tidak mengenakan masker, dan tidak menjaga jarak minimal satu meter.
Memasuki golden week, masa liburan terpanjang di Tiongkok bersamaan dengan liburan Tahun Baru Imlek, biasanya banyak warga Tiongkok kelas menengah berlibur ke luar negeri. Namun, di tengah pembatasan visa, persyaratan karantina, dan kurangnya penerbangan internasional, mereka memilih untuk berlibur di dalam negeri.
Ketika transmisi lokal COVID-19 hampir tidak lagi ada, otoritas lokal bersaing untuk menarik wisatawan dalam negeri. Mereka memberikan voucher penerbangan, ragam atraksi, hingga tiket gratis atau diskon. Tembok Besar Tiongkok menjadi salah satu destinasi wisata yang digandrungi masyarakat.
Baca Juga: Survei: Pandangan Negatif ke Tiongkok Makin Tinggi di Negara Maju
1. Imbauan pembatasan sudah diterapkan di Tembok Besar Tiongkok
Dilansir CNN International, Kantor Wilayah Administrasi Khusus Badaling, pengelola Tembok Besar Tiongkok, telah mengimbau kepada seluruh pelancong untuk mematuhi protokol kesehatan sepanjang liburan.
Sayangnya, aturan itu diabaikan oleh wisatawan lokal lantaran saking banyaknya pengunjung di akhir pekan. Biasanya, lebih dari 10 juta orang mengunjungi tembok itu setiap tahun. Bagian Badaling, yang paling populer, hanya dibatasi 65 ribu pengunjung per hari sejak Juni 2019.
Badaling sempat ditutup di tengah kebijakan karantina wilayah (lockdown). Badaling dibuka kembali pada Maret 2020 hanya untuk 30 persen kapasitas biasanya. Menjelang golden week, pihak berwenang menaikkan kapasitasnya menjadi 75 persen, yang berarti 48.750 pengunjung setiap hari.
Baca Juga: Tiongkok Ajukan Izin Penggunaan Vaksin COVID-19 Tanpa Lisensi ke WHO