TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aksi Protes Kenaikan BBM, Presiden Prancis Kecam Dalang Kericuhan

Protes kenaikan BBM, demonstran menggunakan yellow vest

ANTARA FOTO/Thomas Samson/Pool via REUTERS/djo

Paris, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengecam dalang kericuhan pada aksi penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Paris pada Sabtu (24/11). Macron menyampaikan bahwa Prancis menolak segala bentuk kekerasan. 

“Mereka yang melakukan penyerangan (kepada polisi) seharinya. Tidak ada tempat di Republik ini (Prancis) bagi kekerasan,” demikian cuitan Macron di akun Twitter miliknya. 

Baca Juga: Rakyat Tak Puas, Popularitas Presiden Prancis Terjun Bebas

1. Lebih dari 100 ribu orang terlibat aksi protes

ANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier

Para demonstran bersikukuh untuk menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Kepresidenan dan Majelis Nasional. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, aksi tersebut melibatkan lebih dari 100 ribu orang di berbagai kota. Dilansir dari BBC, lebih dari 8.000 orang berkumpul di Paris.

Guna mencegah kericuhan menjalar ke pusat pemerintahan, 3.000 petugas kepolisian menghadang demonstran dengan pembatas besi. Aksi vandalisme tak lagi terbendung ketika para demonstran mendobrak menembus barikade kepolisian.

“Kami di sini bukan untuk beradu fisik dengan kepolisian. Kami hanya ingin memastikan bahwa pemerintah mendengarkan kami,” kata juru bicara aksi. Pembakaran ban dan barikade pembatas, perobohan lampu lalu lintas, hingga pelemparan batu kepada petugas keamanan tak bisa terelakkan.

Petugas berupaya membubarkan ribuan demonstran dengan menyemprotkan gas air mata dan menghadang mereka menggunakan mobil water canon.

2. Sekitar 170 orang ditahan di Champs-Élysées

ANTARA FOTO/REUTERS/Jean-Paul Pelissier/djo

Kerusuhan yang terjadi di Champs-Élysées menyebabkan lebih dari 19 orang terluka dan 4 diantaranya adalah petugas keamanan. Polisi akhirnya menangkap 40 orang yang terlibat kerusuhan tersebut. Sementara, lebih dari 130 orang ditangkap menanggapi kerusuhan di kota lainnya.      

Mereka menolak kenaikan harga BBM yang mencapai titik tertinggi sejak tahun 2000, yaitu €1,5 atau sekitar Rp24 ribu/liter. Padahal, harga minyak dunia tengah turun.

Pemerintah Prancis memutuskan untuk meningkatkan pajak hidrokarbon 7,6 sen/liter dan diesel -jenis BBM paling banyak digunakan- sekitar 3,9 sen/liter. Kemarahan masyarakat juga dipicu oleh isu kenaikan biaya hidup dan keluhan terhadap berbagai kebijakan Macron.

3. Jurnalis dan warga sipil turut menjadi korban

ANTARA FOTO/REUTERS/Jean-Paul Pelissier

Selain petugas kepolisian, jurnalis dan warga sipil turut menjadi korban kericuhan. Macron justru menyalahkan para demonstran. Orang nomor satu di Prancis itu bahkan memuji petugas keamanan yang dia nilai sudah profesional.

Menteri Dalam Negeri, Christophe Castaner, bahkan menuding ribuan demonstran dipengaruhi oleh pemimpin Partai Nasional Sayap Kanan, Marine Le Pen.

Baca Juga: Pria Prancis Ini Tak Lagi Menganggur Usai "Curhat" pada Presiden

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya