Aksi Protes Kenaikan BBM, Presiden Prancis Kecam Dalang Kericuhan
Protes kenaikan BBM, demonstran menggunakan yellow vest
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paris, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengecam dalang kericuhan pada aksi penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Paris pada Sabtu (24/11). Macron menyampaikan bahwa Prancis menolak segala bentuk kekerasan.
“Mereka yang melakukan penyerangan (kepada polisi) seharinya. Tidak ada tempat di Republik ini (Prancis) bagi kekerasan,” demikian cuitan Macron di akun Twitter miliknya.
Baca Juga: Rakyat Tak Puas, Popularitas Presiden Prancis Terjun Bebas
1. Lebih dari 100 ribu orang terlibat aksi protes
Para demonstran bersikukuh untuk menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Kepresidenan dan Majelis Nasional. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, aksi tersebut melibatkan lebih dari 100 ribu orang di berbagai kota. Dilansir dari BBC, lebih dari 8.000 orang berkumpul di Paris.
Guna mencegah kericuhan menjalar ke pusat pemerintahan, 3.000 petugas kepolisian menghadang demonstran dengan pembatas besi. Aksi vandalisme tak lagi terbendung ketika para demonstran mendobrak menembus barikade kepolisian.
“Kami di sini bukan untuk beradu fisik dengan kepolisian. Kami hanya ingin memastikan bahwa pemerintah mendengarkan kami,” kata juru bicara aksi. Pembakaran ban dan barikade pembatas, perobohan lampu lalu lintas, hingga pelemparan batu kepada petugas keamanan tak bisa terelakkan.
Petugas berupaya membubarkan ribuan demonstran dengan menyemprotkan gas air mata dan menghadang mereka menggunakan mobil water canon.
Baca Juga: Pria Prancis Ini Tak Lagi Menganggur Usai "Curhat" pada Presiden