TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biden Selamati Naftali Bennet, Hamas: Bukti Kemunafikan Internasional

Naftali Bennett bangga pernah membunuh banyak orang Arab

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett (Instagram/@naftalibennett)

Jakarta, IDN Times - Kelompok militan Islam penguasa Jalur Gaza, Hamas, angkat bicara terkait pelantikan Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel ke-13. Hamas melihat dukungan para pemimpin dunia terhadap Bennet sebagai perwujudan dari kemunafikan internasional.

Pernyataan Hamas merupakan respons atas dukungan para pemimpin dunia terhadap jabatan baru yang diemban Bennett, seperti ucapan selamat yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

“Dalam konteks kemunafikan internasional dan standar ganda, banyak pemimpin dunia bergegas untuk memberi selamat kepada ekstremis dan teroris baru Naftali Bennett atas terpilihnya dia sebagai kepala pemerintahan Israel,” kata Ketua Badan Hubungan Internasional Hamas, Bassem Naim, melalui pesan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (14/6/2021).

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Resmi Dilengserkan setelah 12 Tahun Pimpin Israel

1. Naftali Bennett bangga telah membunuh banyak bangsa Arab

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)

Bennett merupakan ultra-nasionalis yang mendukung kedaulatan Israel atas alasan teologis. Sebelumnya, dia memiliki portofolio sebagai Menteri Pertahanan di bawah kepemimpinan Netanyahu.

Mantan jutawan teknologi itu pernah menyampaikan kebanggaannya karena telah membunuh banyak bangsa Arab atau umat muslim yang bermukim di Jalur Gaza, Palestina. Dia bahkan sesumbar karena memiliki andil besar atas sesuatu yang disebut “membawa kembali Gaza menuju zaman batu.”

“Bayangkan jika seorang pemimpin Palestina atau bangsa Arab suatu hari berkata ‘apa masalahnya dengan membunuh orang Yahudi? Saya membunuh banyak dari mereka dengan tangan sendiri.’ Apa yang akan disampaikan para pemimpin ini,” tutur Bassem.
 

2. Bukti bahwa politik hanya mengenal kepentingan dan kekuasaan

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett (Twitter.com/Naftali Bennett)

Lebih lanjut, menanggapi dukungan para pemimpin dunia, Bassem melihatnya sebagai bukti bahwa politik hanya tunduk dengan kekuasaan dan kepentingan.

“Ini adalah dunia tak tahu malu yang hanya menghormati kekuasaan dan kepentingan. Sikap-sikap ini tidak mendukung perdamaian, stabilitas atau keamanan. Sebaliknya, itu membuka jalan bagi lebih banyak ekstremisme, kekerasan, dan kekacauan dengan kecepatan penuh,” papar dia.
 

Baca Juga: Profil Naftali Bennett, PM Israel Pengganti Netanyahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya