TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gagal Evakuasi Seluruh Warganya dari Kabul, Menhan Belanda Resign

Menteri Luar Negeri Belanda resign duluan

Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld (Twitter/MinBijleveld)

Jakarta, IDN Times – Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld, mengundurkan diri karena gagal mengatasi krisis di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan. Pengumuman itu datang satu hari setelah Menteri Luar Negeri Belanda, Sigrid Kaag, mengundurkan diri dengan alasan yang sama.

Dikutip dari Al Jazeera, parlemen Belanda menuntut dua anggota kabinet itu untuk menanggalkan jabatannya. Sebab, masih ada ratusan warga Belanda yang tertinggal di Afghanistan, setelah tenggat waktu misi evakuasi berakhir pada 31 Agustus 2021. Parlemen sebut manajemen evakuasi pemerintah sangat kacau.

Baca Juga: Menlu Belanda Resign Karena Gagal Tangani Evakuasi di Afghanistan

1. Menteri Pertahanan Belanda tidak ingin kerja pemerintahan terganggu

Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld (Twitter/MinBijleveld)

Bijleveld, yang mengundurkan diri pada Jumat (17/9/2021), semula menolak untuk berhenti. Tetapi, dia mempertimbangkan kembali kritik keras dari anggota Partai Kristen Demokrat, yang merupakan partai politiknya.

"Saya ingin menyelesaikan misi kami untuk membawa mereka yang masih berada di Afghanistan dan memindahkan ke tempat yang aman,” kata Bijleveld.

“Tetapi, posisi saya telah menjadi bahan diskusi, dan saya tidak ingin menghalangi pekerjaan penting orang-orang yang bekerja untuk saya,” tambah dia.

2. Menteri Luar Negeri Belanda resign duluan

Mantan Menteri Luar Negeri Belanda, Sigrid Kaag. (Instagram.com/sigridkaag)

Adapun Kaag meninggalkan kantornya pada Kamis (16/9/2021). Dia resign setelah parlemen mengadopsi mosi ketidaksetujuan terhadap dirinya dan Bijleveld.

Kendati Kaag mengakui kesalahan pemerintah, dia juga mengklarifikasi bahwa tidak ada satu pun negara yang sepenuhnya benar dalam menilai situasi di Afghanistan. Semua pihak, bahkan Taliban sendiri, terkejut dengan serangkaian penaklukkan yang cepat, termasuk perebutan ibu kota Kabul pada pertengahan Agustus.

Kaag menyebut hal itu sebagai “titik buta” yang tidak disadari oleh pemerintah. 

Dengan begitu, Kaag dan Bijleveld menjadi dua menteri negara Barat pertama yang mengundurkan diri akibat krisis Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Sita Lebih dari Rp170 Miliar Harta Mantan Pejabat Afghanistan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya