TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

India Catat Rekor Baru! 400 Ribu Orang Meninggal akibat COVID-19

Varian delta plus menjadi ancaman terbaru di India

Orang-orang menguburkan jenazah korban yang meninggal karena penyakit virus corona (COVID-19), di sebuah kuburan di New Delhi, India, Jumat (16/4/2021). Gambar diambil dengan drone. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqu)

Jakarta, IDN Times - India lagi-lagi mencatat rekor yang menyuramkan, ketika otoritas kesehatan melaporkan angka mortalitas akibat COVID-19 mencapai 400 ribu kematian pada Jumat (2/7/2021). Setengah dari mereka meninggal saat India dilanda gelombang kedua pandemik dalam beberapa bulan terakhir.

Dilansir dari data Worldometer yang diperbarui pada Jumat pagi, India tercatat sebagai negara kedua dengan infeksi virus terbanyak, yaitu 30.453.937 kasus positif. India berada di bawah Amerika Serikat (AS) dengan 34.560.764 kasus positif.

Sementara itu, India menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan kematian tertinggi, yaitu 400.271 kasus. Pada peringkat pertama diduduki oleh AS dengan 620.645 kasus dan Brasil 520.189 kasus.

Baca Juga: Duh! 2.500 Orang di India Disuntik Vaksin Palsu, Isinya Air Garam

1. India catatkan 100 ribu kematian dalam 39 hari

Pasien terkena penyakit virus korona (COVID-19) mendapatkan perawatan di bangsal kecelakaan di rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Kamis (15/4/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui)

Dalam 24 jam terakhir, India mencatatkan 853 kasus kematian. Angka itu menjadikan India menambah 100 ribu kasus kematian dalam 39 hari terakhir.

Kendati begitu, para ahli kesehatan tidak yakin dengan angka resmi yang dilaporkan pemerintah. Mereka memperkirakan angka kematian imbas virus corona di India mencapai satu juta orang, namun banyak yang tidak tercatat karena lemahnya sistem tracing.

"Penghitungan kematian yang rendah adalah sesuatu yang telah terjadi di seluruh negara bagian, sebagian besar karena kelambatan dalam sistem, jadi itu berarti kita tidak akan pernah tahu berapa banyak orang yang meninggal dalam gelombang kedua ini," kata professor di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Rajagiri, Rijo M John, dikutip dari Reuters.

2. Fasilitas kesehatan India lumpuh ketika gelombang kedua

Pemandangan kuburan pasir dangkal manusia, beberapa diduga meninggal akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), di tepian Sungai Gangga di Phaphamau, pinggir kota Prayagraj, India, Jumat (21/5/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Ritesh Shukla)

Gelombang kedua pandemik menyebabkan kelumpuhan fasilitas kesehatan. Di samping itu, krematorium dipaksa bekerja selama 24 jam tanpa henti.

Puluhan mayat hanyut juga ditemukan di sepanjang sungai Gangga, India utara pada bulan Mei, ketika orang-orang berjuang untuk mengimbangi kematian dan kremasi.

Bulan lalu, Bihar yang merupakan salah satu negara bagian termiskin di India, merevisi total angka kematian akibat COVID-19 menjadi 9.429 dari 5.424, setelah ada perintah dari pengadilan setempat.

India mencatat total 200.000 kematian pada akhir April, tetapi hanya butuh 28 hari untuk mencapai 300.000 kematian.

Baca Juga: Ngeri, Mayat Pasien COVID-19 di India Mengambang di Sungai Gangga

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya