Junta Militer Sebut Tak Ada Aksi Damai di Myanmar, Adanya Anarkisme
Militer salahkan masyarakat karena berbuat kerusuhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Junta Militer menegaskan bahwa tidak ada aksi damai di Myanmar. Adapun protes terhadap rezim yang saat ini berkuasa merupakan aksi anarkisme, sehingga aparat harus mengambil tindakan untuk mengamankan aset negara dan menjaga stabilitas nasional.
"Bisakah kita menyebut ini sebagai unjuk rasa damai?” kata juru bicara Junta Zaw Min Tun sambil memperlihatkan video pembakaran pabrik, ketika menggelar konferensi pers di Naypyidaw sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (23/3/2021).
"Negara atau organisasi mana yang menganggap kekerasan ini aksi damai?" tambah dia.
Baca Juga: Mengenang Korban, Demonstran Myanmar: Para Roh Tidak Ingin Junta!
Baca Juga: PBB Minta Warga Myanmar Kumpulkan Bukti-Bukti Kekerasan Aparat
1. Pemerintah sebut 164 orang sebagai korban
Zaw Min merilis data yang berbeda dengan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) terkait korban nyawa. Pemerintah melaporkan jumlah korban nyawa akibat bentrokan pengunjuk rasa dengan aparat hanya 164 orang. Sedangkan, AAPP melaporkan ada lebih dari 261 orang yang menjadi korban.
Kendati pemerintah menyalahkan para demonstran karena perbuatan mereka justru berujung kehilangan nyawa, Zaw Min menyampaikan duka karena para korban adalah warga negara Myanmar. Dia juga menambahkan, sembilan polisi dinyatakan tewas dalam bentrokan.
"Mereka (warga dan polisi) juga warga kami," kata dia.
Baca Juga: Pembelaan Militer Myanmar ke PBB Usai Tewaskan 70 Orang