TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kolaborasi ASEAN-Korsel-Jepang-China Menjaga Perdamaian Kawasan

Menjaga perdamaian selama lebih dari 25 tahun

Menlu RI Retno Marsudi memimpin pertemuan ASEAN Plus Three (Dok. Kementerian Luar Negeri RI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI), Retno Marsudi, bersama Menlu Korea Selatan Park Jin memimpin pertemuan dengan timpalannya dari China dan Jepang atau ASEAN Plus Three (APT).

Saat membuka pertemuan, Retno mengatakan bahwa APT memiliki peran penting sebagai jangkar stabilitas, resiliensi, dan keberlanjutan kawasan.

“APT telah menjadi jangkar untuk mengatasi berbagai tantangan di kawasan selama lebih dari 25 tahun. APT selalu mampu melewati instabilitas dan krisis. Kita harus memperkuat jangkar ini untuk mengatasi tantangan-tantangan global yang penuh ketidakpastian,” kata Retno di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga: Menlu Retno soal Al-Qur'an Dibakar: Itu Islamophobia!

1. APT punya andil penting menjaga stabilitas kawasan

Pertemuan ASEAN Plus Three (Dok. Kementerian Luar Negeri RI)

Lebih lanjut, Retno mengungkap tiga tujuan yang dicapai dalam penguatan APT. Pertama, stabilitas yang selama ini, kata Retno, tidak datang dengan sendirinya. Semua pihak harus terlibat untuk memberikan kontribusi positifnya.

“APT harus menerapkan paradigma kolaborasi. Kita tidak boleh jadi bagian dari pembendungan. Sebaliknya, kita harus memelihara perdamaian dan keamanan dengan menghormati hukum internasional dan memajukan semangat multilateralisme,” kata Retno.

Untuk itu, APT harus mendukung ASEAN dalam membangun arsitektur kawasan yang inklusif dan mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) melalui aksi nyata.

2. APT harus menjadikan kawasan lebih tangguh

Menlu RI Retno Marsudi memimpin pertemuan ASEAN Plus Three (Dok. Kementerian Luar Negeri RI)

Tujuan kedua adalah resiliensi. Menurut Retno, mekanisme kawasan untuk memperkuat resiliensi harus dibentuk. Salah satunya adalah Chiang Mai Initiative for Multilateralization yang harus lebih efektif dalam merespons krisis finansial.

Cadangan Beras Darurat APT (APTERR) juga harus ditingkatkan untuk mengatasi disrupsi rantai pasok di masa depan.

“APT harus jadi bagian tak terpisahkan dalam upaya memastikan resiliensi kawasan terhadap krisis yang bisa datang kapan saja,” kata Retno.

Baca Juga: Retno Duduk Satu Meja dengan Menlu Rusia dan China, Ini yang Dibahas!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya