TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantan Intel Israel Ungkap Satu-Satunya Cara Hentikan Konflik di Gaza

Hanya tekana Amerika Serikat yang tidak diabaikan Israel

Petugas pemadam kebakaran Israel memadamkan mobil yang terbakar setelah sebuah roket diluncurkan dari Jalur Gaza, di Ashkelon, Israel selatan, Selasa, 11 Mei 2021. (ANTARA FOTO/REUTERS/Nir Elias)

Jakarta, IDN Times - Mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Israel Defense Forces (IDF) Amos Yadlin mengatakan, satu-satunya cara agar Israel menghentikan kekerasan di Jalur Gaza, Palestina, yaitu desakan dari Amerika Serikat (AS).

Menurut Yadlin, dalam waktu dekat AS akan meminta Israel untuk menghentikan kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 170 warga Gaza. Dia bahkan meyakini ketegangan akan berakhir dalam kurun waktu 48 jam, sebab dia melihat AS sudah mulai menunjukkan gelagat ihwal ketidaksukaannya dengan konflik yang meletus sejak 10 Mei 2021.

"Ketika Mesir meminta Israel untuk berhenti, Israel tidak akan berhenti. Tetapi jika Amerika meminta Israel untuk berhenti, Israel harus mendengarkannya," kata Yadlin ketika menghadiri pertemuan dengan Federasi Zionis Afrika Selatan (SAZF), Kamis (13/5/2021), sebagaimana dilansir Middle East Eye.

Baca Juga: Mesir Siap Tampung dan Rawat Warga Gaza Korban Serangan Udara Israel

1. Nilai-nilai Demokrat tidak akan mendukung konflik Israel-Palestina

Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Haris (Twitter.com/JoeBiden)

Melalui acara bertajuk “The Situastion on the Ground” yang diselenggarakan oleh SAFZ dan Badan Yahudi untuk Israel, Yadlin menyatakan bahwa Presiden AS Joe Biden tidak akan menyetujui segala bentuk konflik, kekerasan, ataupun konfrontasi Israel-Palestina.

Lelaki yang sempat menjadi Atase Militer Israel untuk AS itu menilai, prinsip yang dipegang oleh Biden sebagai representasi Partai Demokrat sangat berbanding terbalik dengan pendahulunya, Donald Trump.

“Trump melihat orang Palestina harus disalahkan atas segalanya,” kata Yadlin tentang Trump dan kebijakan Partai Republik di Israel.

“Tetapi mereka (Partai Demokrat) melihat Hamas sebagai teroris dan mereka juga mendukung hak Israel untuk membela diri. Tapi mereka tidak menyukai perang di Gaza dan mereka akan, menurut penilaian saya, mendorong gencatan senjata setelah akhir pekan,” papar Yadlin tentang Biden dan Partai Demokrat.

Baca Juga: Hamas Luncurkan Roket, Israel Kerahkan Pasukan Tempur di Gaza 

2. Tekanan internasional sangat penting

Serangan di jalur Gaza yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. (Twitter.com/askar_amera)

Mariam Barghouti, seorang penulis Palestina yang berbasis di Ramallah, mengartikan komentar Yadlin sebagai keharusan komunitas internasional untuk memberi tekanan kepada Isarel.

"Ini menunjukkan bahwa Israel tidak akan berhenti karena menghargai kehidupan manusia. Ia tidak akan berhenti karena melihat apa yang dilakukannya terhadap Palestina sebagai kejahatan perang. Itu akan berhenti dengan tekanan internasional,” kata dia.

"Inilah mengapa komunitas internasional sangat penting dalam semua ini," tambah Barghouti.

Komentar Yadlin muncul ketika beberapa pemangku kebijakan AS meminta House of Representatives untuk mendesak Biden, agar mengedepankan pendakatan dialog dalam konflik Israel-Palestina. Mereka juga menolak pengusiran warga muslim Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur.

Sejak penyerangan Gaza dimulai, Biden dikritik karena mengeluarkan pernyataan yang membela Israel dan tidak melihat proporsional kekuatan antara kedua pihak.

Baca Juga: Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur Palestina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya