Menlu Israel: Kami Dukung Solusi 2 Negara, Tapi Sepertinya Mustahil
Israel tidak ingin kemerdekaan Palestina menjadi ancaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, menyebut solusi dua negara (two state solution) sebagai solusi konflik Israel-Palestina adalah opsi yang tidak mungkin. Pernyataan itu disampaikan Lapid dalam pidatonya di hadapan diplomat tinggi Uni Eropa, Senin (12/7/2021).
"Bukan rahasia lagi bahwa saya mendukung solusi dua negara. Sayangnya, tidak ada rencana itu saat ini. Namun, ada satu hal yang perlu kita semua ingat. Jika akhirnya ada negara Palestina, itu harus. (Negara) yang damai dan mencintai demokrasi,” kata Lapid pada pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa yang dihadiri oleh 26 menteri.
"Kami tidak bisa diminta untuk mengambil bagian dalam membangun ancaman lain bagi hidup kami," tambah Lapid, sebagaimana diberitakan Middle East Eye.
Baca Juga: Orang Dewasa Rentan di Israel Akan Disuntik Dosis Ketiga Vaksin Pfizer
1. Lapid sebut normalisasi dengan negara Arab sebagai kemajuan besar
Lapid kemudian menyebut normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab tahun lalu sebagai jenis perdamaian baru dengan seluruh kawasan.
Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel berkat mediasi Amerika Serikat (AS). Negara Arab lainnya, seperti Bahrain, Sudan, dan Maroko kemudian mengikuti langkah UEA.
Perjanjian yang dikenal sebagai "Kesepakatan Abraham" itu menghancurkan konsensus Arab, bahwa tidak boleh ada normalisasi dengan Israel hingga kesepakatan damai dengan Palestina tercapai.
"Sesuatu yang baik sedang terjadi antara kami dan kaum moderat di dunia Arab. Saya ingin memperluas lingkaran perdamaian ke negara-negara lainnya,” ungkap Lapid.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Menteri Luar Negeri Israel Berkunjung ke UEA