TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Retno: Krisis Myanmar Ujian Kredibilitas ASEAN

Indonesia ingatkan pentingnya realisasi 5 poin konsensus

Gedung Sekretariat ASEAN (ASEC). (twitter.com/ASEAN)

Jakarta, IDN Times – Indonesia kembali menyoroti pentingnya implementasi 5 poin konsensus (5PCs) dalam upaya pemulihan situasi di Myanmar. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan 5PCs merupakan pertaruhan terhadap kredibilitas ASEAN sebagai organisasi kawasan.

“Kenapa implementasi 5PCs ini penting sekali? Karena implementasi ini penting bagi rakyat Myanmar, untuk memulihkan stabilitas dan perdamaian di kawasan, dan juga penting bagi kredibilitas ASEAN,” kata Retno pada konferensi pers usai menghadiri retreat Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga: PBB: Aksi Protes Tolak Kudeta Myanmar Renggut 1.500 Nyawa

1. RI ingatkan pentingnya lima poin konsensus

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I pada Januari 2021 lalu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dua hal paling signifikan dalam 5PCs adalah desakan untuk menghentikan kekerasan serta akses terhadap utusan khusus ASEAN.

Tahun lalu, Menlu II Brunei Darussalam Erywan Yusof ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak karena junta tak kunjung memberikan akses masuk.

Tahun ini, utusan khusus ASEAN ditugaskan kepada Menlu Kamboja Prak Sokhon. Junta telah menjanjikan bahwa Sokhon dapat menemui rezim dari Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang dikudeta. Namun, junta tidak memberikan keterangan siapa tokoh NLD yang diizinkan bertemu dengan utusan ASEAN.

“Indonesia sekali lagi menekankan pentingnya utusan khusus ASEAN untuk memulai melakukan kontak dengan stakeholders lainnya di Myanmar. Penting bagi ASEAN untuk mendengarkan langsung concern dan pandangan para stakeholders tersebut,” kata Retno.

2. Bantuan kemanusiaan terus mengalir ke Myanmar

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Topik lain yang dibahas dalam retreat tersebut adalah perkembangan soal distribusi bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Sejauh ini, total nilai peralatan medis bakal penanganan COVID-19 di Myanmar yang telah disalurkan mencapai 7,6 juta dolar AS atau sekitar Rp108 miliar.

“(Distribusi bantuan kemanusiaan) dilakukan dalam tiga tahap kepada 17 negara bagian dan wilayah di Myanmar,” kata Retno.

Selain itu, Sekjen ASEAN juga melaporkan, proyek untuk meningkatkan kesiapan kapasitas lokal Myanmar untuk mendukung repatriasi telah selesai. Beberapa proyek lainnya masih berjalan dan ada beberapa proyek lainnya masih dibahas.

Baca Juga: Myanmar, Negara yang Terus Berjuang Melawan Diktator

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya