Militer Myanmar Sewa Pelobi Israel-Kanada Bertarif Rp28,8 Miliar
Ditugaskan untuk meyakinkan Amerika Serikat dan sekutunya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Junta militer Myanmar menyewa seorang pelobi keturunan Israel-Kanada bertarif 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp28,8 miliar. Tugas pelobi tersebut adalah menjelaskan kepada Washington dan sekutu apa yang sebenarnya terjadi di Burma.
Kabar tersebut mencuat setelah Ari Ben-Menashe dan perusahannya, Dickens & Madson Canada, mengajukan dokumen ke Departemen Kehakiman AS. Dokumen tersebut menjelaskan, pelobi yang mewakili pemerintah Myanmar juga diminta untuk menjalin komunikasi dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Israel, Rusia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Membantu penyusunan dan pelaksanaan kebijakan untuk pembangunan yang bermanfaat bagi Republik Persatuan Myanmar, dan juga untuk membantu menjelaskan situasi nyata di negara tersebut,” demikian tertulis dalam dokumen, dilansir dari Channel News Asia, Rabu (10/3/2021).
Baca Juga: Kudeta Myanmar, Polisi Ancam Akan Buru Warga hingga Media Dibredel
1. Ari Ben-Menashe diminta meyakinkan program para jenderal
Penyerahan draf perjanjian kepada Departemen Kehakiman pada Senin (8/3/2021) adalah bagian dari kepatuhan terhadap Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing AS dan harus dipublikasikan secara online.
Ben-Menashe menyampaikan, dia telah ditugaskan untuk meyakinkan Amerika Serikat bahwa para jenderal Myanmar ingin bergerak lebih dekat ke Barat dan menjauh dari Tiongkok. Fraksi militer yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing juga menyampaikan, mereka berkomitmen untuk melanjutkan program repatriasi etnis Rohingnya.
Juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters untuk meminta komentar. Di sisi lain, Direktur Advokasi Asia di Human Right Watch, John Sifton, ragu bila aktivitas lobi tersebut bisa membujuk Washington untuk beralih mendukung rezim militer. Sebab, AS adalah salah satu negara yang keras dalam mengecam aksi genosida di Myanmar.
"Sangat tidak masuk akal bahwa dia bisa meyakinkan Amerika Serikat tentang narasi yang dia usulkan," kata John.
Baca Juga: Diduga Disiksa, Pejabat NLD Myanmar Tewas Usai Disergap Polisi-Militer
Baca Juga: Kronologi Lengkap Kudeta Myanmar yang Picu Demo Berdarah