Politikus Geert Wilders Kritik Permintaan Maaf Belanda ke RI
Wilders menagih permintaan maaf dari Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Politikus Belanda sayap kanan, Geert Wilders, mengkritik permintaan maaf yang disampaikan pemerintah Belanda kepada Indonesia. Pernyataan maaf itu terkait hasil studi yang mengungkap bahwa tentara Belanda menggunakan ‘kekerasan ekstrem’ selama perang kemerdekaan di Indonesia pada 1945-1950.
Menurut Wilders, pemerintah Indonesia juga harus meminta maaf karena telah menyiksa pasukan Belanda.
“Di mana permintaan maaf Indonesia atas kekerasan mereka terhadap Belanda dan Bersiap (kekacauan imbas revolusi di Jawa sepanjang 1940-an). Menghukum tentara Belanda adalah pemalsuan sejarah. Mereka adalah pahlawan. Kita (Belanda) harus berdiri di belakang veteran kita. Permintaan maaf tidak pantas,” kata Wilders melalui Twitter-nya @geerwilderspvv.
Baca Juga: Belanda Minta Maaf, Sejarawan: Trauma Korban Tak Boleh Ditepikan
Baca Juga: Kemlu: Pemerintah Pelajari Dokumen, Maknai Permintaan Maaf Belanda
1. Pasukan Belanda disebut melakukan kekerasan ekstrem
Dilansir ABC News, studi dilakukan selama empat setengah tahun oleh para ahli dari tiga lembaga penelitian sejarah. Hasilnya bertentangan dengan pandangan lama pemerintah Belanda, yang menyatakan pasukannya terlibat dalam kekerasan ekstrem hanya secara sporadis ketika memerangi pasukan pro-kemerdekaan di Indonesia.
“(Sumber mereka berkonsultasi) menunjukkan bahwa penggunaan kekerasan ekstrem oleh angkatan bersenjata Belanda tidak hanya meluas, tetapi juga sering disengaja,” menurut penelitian itu.
Para peneliti mengatakan tidak mungkin untuk memberikan jumlah pasti kejahatan dan korban.
Baca Juga: Studi: Pasukan Belanda Gunakan Kekerasan Ekstrem di Indonesia