TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Ukraina: Kami Tidak Lagi Tertarik Bergabung dengan NATO

Ukraina merasa di-ghosting oleh NATO dan AS

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bertemu dengan sejumlah tentara pasukan bersenjata Ukraina dalam posisi siap tempur dekat garis pemisah dari wilayah pemberontak yang didukung Rusia Donetsk, Ukraina, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.

Jakarta, IDN Times – Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina tidak lagi berniat untuk bergabung dengan aliansi militer NATO. Menurut Zelenskyy, alasan NATO tak kunjung menerima proposal keanggotaan Ukraina adalah karena aliansi tersebut tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan Rusia.  

“Terkait NATO, saya sudah tidak tertarik dengan isu ini. Kami memahami bahwa NATO tidak siap menerima Ukraina. Aliansi takut berkonfrontasi langsung dengan Rusia,” kata Zelenskyy saat diwawancarai oleh ABC News, dikutip dari The Hindustan Times.

Baca Juga: Ukraina Mulai Evakuasi Warga Sipil dari Sumy dan Irpin

Baca Juga: NATO Tolak Kebijakan Zona Larangan Terbang, Zelenskyy Marah

1. Rusia menentang kehadiran NATO di Eropa Timur

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.

Sebagai informasi, keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO merupakan salah satu pemicu perang. Sebelum agresi dilancarkan pada 24 Februari 2022, Rusia telah memperingatkan negara-negara Barat, bahwa kehadiran NATO beserta perangkat militernya di Eropa timur hanya akan memicu dilema keamanan yang harus ditanggapi oleh Kremlin.

Zelenskyy menambahkan, dia tidak ingin menjadi presiden yang rela berlutut hanya untuk mengharapkan bantuan dari pihak lain.

Dalam berbagai pidatonya, Zelenskyy kerap menyindir NATO dan Amerika Serikat (AS) yang meninggalkan Ukraina berjuang sendiri melawan Rusia. Padahal, sebelum perang terjadi, negara-negara Barat berjanji untuk membantu Kiev jika diserang oleh Moskow.  

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyampaikan bahwa satu dari empat persyaratan damai yang diajukan Rusia adalah perubahan konstitusi yang menjamin Ukraina tidak akan bergabung dengan blok manapun, termasuk NATO.  

"Mereka harus membuat amandemen konstitusi yang (memastikan) Ukraina akan menolak setiap tujuan untuk memasuki blok manapun. Ini hanya mungkin dengan membuat perubahan pada konstitusi,” tutur Peskov, dikutip dari Yahoo News.

2. Ukraina siap berunding soal Kremlin, Luhansk, dan Dontesk

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (twitter.com/ZelenskyyUa)

Selain amandemen konstitusi, Moskow juga mendesak Ukraina untuk mengakui Kremlin sebagai bagian dari Rusia serta mengakui kedaulatan Luhansk dan Donetsk.

Terkait tuntutan itu, Zelenskyy mengaku siap berdialog dengan Putin. Namun, dia menyoroti fakta bahwa hanya Rusia satu-satunya negara di dunia yang mengakui kemerdekaan dua wilayah di Ukraina timur yang memproklamirkan diri pada 2014 itu.

“Republik semu itu belum diakui oleh siapapun kecuali Rusia. Kita dapat mendiskusikan dan mengkompromikan bagaimana wilayah itu akan terus hidup. Saya berbicara tentang jaminan keamanan,” papar Zelenskyy.

"Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah itu, yang ingin menjadi bagian dari Ukraina, untuk terus hidup. Jadi pertanyaannya lebih sulit dari sekadar mengakuinya," tambah dia.

Baca Juga: 5 Alasan Rusia Tak Kunjung Taklukan Ukraina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya