TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Warga Serbia Demo Dukung Invasi Rusia di Ukraina

Demonstran sebut keputusan pemerintah Serbia memalukan

Orang-orang Serbia mengibarkan bendera Rusia selama protes terhadap otoritas Serbia karena memilih untuk menangguhkan keanggotaan Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Beograd, Serbia, 15 April 2022. ANTARA/REUTERS/Zorana Jevtic/pri.

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Serbia di Ibu Kota Beograd menggelar unjuk rasa sebagai bentuk penolakan terhadap sikap pemerintah yang menjauhkan diri dari Moskow, setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.

Saat unjuk rasa pada Jumat (15/4/2022), para demonstran mengibarkan bendera Rusia dan Serbia, serta membentangkan gambar Presiden Vladimir Putin. Mereka berbaris menuju kedutaan besar Rusia, demikian dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Kapal Perangnya Tenggelam, Rusia Serang Pabrik Rudal Ukraina

1. Demonstran nyatakan dukungannya kepada Rusia

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Massa aksi banyak berasal dari organisasi ultranasionalis. Titik aksi berada di pusat kota hingga kedutaan Rusia.

Di lokasi tujuan, mereka menembakkan suar sinyal, memainkan lagu kebangsaan Rusia dan Serbia, dan memuji kedua negara sebagai bangsa bersaudara.

"Saya datang ke demo ini untuk mendukung Rusia dan untuk mengatakan 'tidak' dengan keras dan jelas terhadap kebijakan pihak berwenang di Beograd, yang membuat keputusan memalukan untuk memilih menentang Rusia di PBB," kata salah seorang demonstran, Mladen Obradovic.

2. Serbia sudah 3 kali mendukung resolusi PBB

instagram.com/unitednations

Sebagai informasi, Serbia sudah tiga kali memberikan suara yang mendukung resolusi PBB, termasuk resolusi yang mengutuk invasi Rusia dan resolusi yang menangguhkan keanggotaan Rusia dari badan HAM PBB.

Kendati begitu, Serbia yang memiliki ketergantungan tinggi pada minyak dan gas Rusia menolak untuk menjatuhkan sanksi kepada Moskow. Otoritas juga masih mempertahankan penerbangan reguler ke Rusia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya