Sepekan Kudeta Myanmar, Militer Janji Selenggarakan Pemilu yang Adil
Aung San Suu Kyi tak kunjung dibebaskan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, meminta masyarakat untuk mengedepankan fakta bukan perasaan di tengah instabilitas politik dalam negeri. Pernyataan itu disampaikan ketika gerakan sipil yang menolak kudeta semakin masif di berbagai daerah.
Sosok yang juga menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat itu menilai, perebutan kekuasaan merupakan suatu keharusan untuk menyelamatkan Myanmar dari Liga Nasional Demokrasi (NLD), partai yang diklaim memenangi pemilihan umum (pemilu) 2020 dengan penuh kecurangan.
Baca Juga: Demonstran Antikudeta Militer Myanmar: Kami Siap Berjuang Hingga Akhir
1. Militer menjanjikan pemilu yang adil
Dilansir dari Channel News Asia, pada kemunculan perdana selang satu pekan dilancarkannya kudeta, Min Aung meyakinkan masyarakat bahwa rezim junta militer yang berkuasa saat ini berbeda dengan rezim militer yang sempat menguasai Burma selama lima dekade.
Dia bahkan berjanji untuk mengadakan pemilu yang adil, kemudian mengawal transisi pemerintahan kepada pihak pemenang. Dia turut menegaskan, tidak ada perubahan kebijakan luar negeri dan Myanmar tetap mendorong negara-negara untuk berinvestasi.
"Kami akan mengadakan pemilu multipartai dan kami akan menyerahkan kekuasaan kepada yang menang dalam pemilu itu, sesuai dengan aturan demokrasi. Junta (akan) membentuk demokrasi yang benar dan disiplin,” kata Min Aung.
Baca Juga: Kudeta Militer, Perusahaan Jepang Akhiri Usaha Patungan di Myanmar